Jakarta, CNN Indonesia -- Bila Anda sedang berdiet dan harus memilih mengurangi roti atau mentega, mana yang akan Anda pilih? Lemak atau karbohidrat? Berdasarkan penelitian terbaru Annals of Internal Medicine, Anda sebaiknya memilih lemak.
Namun, anggapan lain mengatakan diet rendah karbohidrat sebenarnya dapat lebih efektif menurunkan berat badan daripada diet rendah lemak. Selain itu juga dapat mengurangi risiko penyakit jantung.
Seperti dikutip dari laman The Guardian, dalam penelitian ini 148 orang dewasa obesitas diminta mengurangi konsumsi lemak jenuh seperti, daging, susu, dan mentega.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, mereka juga diminta mengurangi makanan berkarbohidrat tinggi seperti, roti putih, sereal manis, dan makanan olahan lainnya. Tidak ada pembatasan kalori, namun kedua grup ternyata dapat memotong 500-700 kalori per hari.
Setahun kemudian, grup yang menjalankan diet rendah karbohidrat berhasil mengurangi berat badan rata-rata 5,4 kilogram, sedangkan grup yang menjalankan diet rendah lemak kehilangan rata-rata 1,8 kilogram.
Kedua grup juga punya level kolesterol yang lebih baik, pengurangan lemak tubuh, dan massa otot yang lebih padat.
Grup yang menjalankan diet rendah karbohidrat mengganti kalori dengan konsumsi makanan olahan yang manis dengan keju dan daging merah, serta ikan dan kacang. Kedua grup menjalankan bobot olahraga yang sama.
Diet rendah karbohidrat didefinisikan sebagai asupan 40 gram per hari, sedangkan diet rendah lemak diartikan 30 persen lemak per hari, di mana lemak jenuh kurang dari tujuh persen dari total.
Diet apa yang harus dipilih?Penelitian ini mengharuskan orang-orang yang diteliti melaporkan apa yang mereka makan setiap harinya. Sebanyak 80 persen mengaku tetap meneruskan pola diet mereka.
Temuan lainnya yaitu setelah enam bulan, orang yang menjalankan diet rendah karbohidrat kehilangan 8,6 kilogram, sementara mereka yang menjalankan diet rendah lemak kehilangan 7,7 kilogram atau lebih.
Namun, setelah setahun, tidak ada perbedaan lagi antara keduanya.
Pertanyaan yang muncul adalah, lalu diet apa yang lebih efektif? Jawabannya adalah, kedua tipe diet efektif untuk menurunkan berat badan.
Diet rendah lemak dipromosikan sebagai pencegahan penyakit jantung. Mengurangi asupan lemak 35 - 40 persen dari total kalori menjadi 15 - 20 persen terbukti menurunkan total kolesterol dan Low-density Lipoprotein sebanyak 10 - 20 persen.
Namun, sebagian besar penurunan ini disebabkan oleh penurunan asupan lemak jenuh.
Lemak jenuh terbukti meningkatkan kolesterol total dan LDL dalam sejumlah penelitian. Selain itu lemak jenuh juga memiliki risiko lebih tinggi terhadap penyakit jantung. Lebih jauh, diet tinggi lemak dapat berisi lemak jenuh tinggi yang berbahaya.
Hal tersebut karena semua lemak mengandung beberapa asam lemak jenuh.
Misalnya, jika seseorang memilih lemak yang mengandung hanya 20 persen asam lemak jenuh, mengatur asupan lemak pada 35 persen dari total kalori berarti 7 persen kalori berasal dari lemak jenuh.
Untuk itu, Institute of Medicine merekomendasikan agar mengonsumsi tidak lebih dari 35 persen kalori dari lemak.