Pasien Ebola Dibiarkan Terbaring di Tanah

CNN Indonesia
Jumat, 26 Sep 2014 15:10 WIB
Beberapa terbaring tak bergerak di lantai ambulans, terlalu lemah untuk beranjak. Tapi, tak seorang pun dari rumah sakit baru tersebut menawarkan bantuan.
Kampanye cegah virus Ebola (Reuters/Luc Gnago)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pada hari rumah sakit Ebola baru di Liberia dibuka, beberapa ambulans sudah menunggu di luar. Di dalamnya, pasien yang mulai sekarat datang untuk berobat. Rumah sakit rupanya kewalahan, pasien pun dibiarkan terbaring di tanah.

Island Clinic dengan 120 tempat tidurnya dibuka dengan meriah Minggu lalu, dengan upacara yang dihadiri pejabat kesehatan internasional beserta para pemimpin Liberia. Tetapi, rumah sakit yang berlokasi di Bushrod Island dekat ibukota Monrovia, tampaknya tidak siap menampung jumlah pasien yang dengan cepat membanjiri pintu masuk.

Beberapa terbaring tak bergerak di lantai ambulans di luar klinik, terlalu lemah untuk beranjak. Mereka telah melakukan perjalanan selama berjam-jam setelah berpaling dari rumah sakit lain di daerah. Tapi, tak seorang pun dari rumah sakit baru tersebut menawarkan bantuan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seorang pria membuka matanya lemah.

“Cobalah untuk turun dan berjalan sedikit,” kata seorang petugas rumah sakit.

“Saya terlalu lelah,” kata pria itu.

Tapi dia masih berusaha sekuat tenaga untuk beranjak dan keluar dari ambulans, meski akhirnya kembali ambruk ke tanah.

Pasien lain, seorang anak kecil, berusaha keluar dari ambulans lainnya, tetapi dia juga ambruk.

Keduanya terbaring di tanah berbatu dengan jarak hanya beberapa meter. Anak itu tak berpakaian sama sekali dan si pria telanjang dari pinggang ke bawah. Pasien Ebola sering tidak memakai celana karena diare intens yang disebabkan virus.

“Bangunlah dan masuk ke dalam,” kata petugas rumah sakit pada anak itu. “Kamu baru akan mendapatkan makanan jika masuk ke dalam.”

“Biarkan dia istirahat,” kata petugas lain. Dan mereka setuju untuk membiarkan si anak tetap terbaring di tanah.

Ketika CNN bertanya mengapa tidak ada orang dari rumah sakit yang membantu mereka masuk ke dalam, seorang pekerja rumah sakit mengatakan staf sedang bersiap di dalam untuk mengenakan alat pelindung. Memang tak banyak orang yang berani kontak dengan pasien Ebola. Pasalnya, virus mematikan ini menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh dari pasien yang terinfeksi.

Lebih dari 2.800 orang tewas selama enam bulan terakhir di Afrika Barat. Lima negara telah melaporkan kasus Ebola, tetapi Liberia, Guinea dan Sierra Leone menanggung beban terbesar.

Respons WHO

Island Clinic didukung oleh pemerintah Liberia dan Badan Kesehatan Dunia (WHO). Ketika ditunjukkan Video CNN tentang pasien yang ambruk di tanah, perwakilan WHO merasa miris. Ia mengatakan pasien seharusnya tidak menunggu sampai begitu sakit untuk mencari bantuan.

“Saya pikir pelajaran di sini adalah orang-orang datang terlambat,” kata Peter Graaff.

Tapi banyak pasien Ebola terlambat karena tidak punya pilihan. Ada kekurangan diperkirakan 700 tempat tidur Ebola di Monrovia saja, dan pasien sering mengembara dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain, hanya untuk mencari tempat tidur yang kosong.

“Saya tahu, saya tahu,” kata Graaff, perwakilan WHO di Liberia. “Itu sebabnya kita perlu meningkatkan kapasitas.”

Graaff mengatakan ia akan mencoba mencari tahu mengapa para pekerja rumah sakit tidak datang membantu pasien. Dia mengatakan berharap lebih banyak pasien yang mencari bantuan ke rumah sakit, dia tidak ingin mereka hanya diam di rumah.

“Ini mengejutkan,” katanya. “Ini harus dihindari di masa depan. Ini mengerikan."

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER