Menganggur Berimbas pada Kesuburan Perempuan

CNN Indonesia
Rabu, 01 Okt 2014 09:24 WIB
"Tingkat kesuburan perempuan berkurang sebanyak enam konsepsi per 1000 perempuan yang pernah hidup menganggur saat usia 20-24 tahun."
perempuan hamil (
Jakarta, CNN Indonesia -- Menurut penelitian di Amerika Serikat, perempuan yang pernah hidup menganggur saat masa mudanya cenderung memiliki anak yang lebih sedikit ketimbang perempuan yang bekerja.

Peneliti di Princeton University mengambil data 140 juta catatan kelahiran di AS untuk meneliti ini. Dari penelitian tersebut, ditemukan perempuan yang banyak menganggur pada usia 20-an ternyata memiliki lebih sedikit anak.

Penelitian sebelumnya menemukan menganggur memiliki dampak jangka pendek pada tingkat kesuburan perempuan,  seiring dengan ketidakmampuan secara finansial untuk membesarkan anak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tingkat kesuburan perempuan berkurang sebanyak enam konsepsi per 1000 perempuan yang pernah hidup menganggur saat usia 20-24 tahun," tulis peneliti dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.

Penelitian ini juga mengungkapkan efek jangka panjang, yaitu ketika perempuan tersebut mencapai 40 tahun, maka total kehilangannya adalah 14,2 konsepsi.

Sebelumnya sudah ada penelitian yang menemukan korelasi antara menganggur dengan tingkat kesuburan, tetapi belum ada yang meneliti efek jangka panjang.

"Para ahli sudah meneliti lebih dari satu abad hubungan antara tingkat kesuburan dengan menganggur. Namun, tidak juga diketahui apakah efek negatif ini bertahan karena perempuan biasanya menunda memiliki anak demi tingkat ekonomi yang lebih baik," katanya.

Kesuburan perempuan

Puncak kesuburan perempuan terjadi di awal usia 20-an, dan menurun tajam setelah usia 35. Sebuah studi dari 770 perempuan Eropa pada 2004 menemukan 82 persen perempuan berusia 35 - 39 tahun mengandung dalam waktu satu tahun.

Sementara itu studi lain pada 2013, dari 2.820 perempuan Denmark yang berusia 35 sampai 40 tahun sebanyak 78 persen hamil dalam waktu satu tahun.

Menurut organisasi riset Amerika Serikat March of Dimes, sekitar 9 persen kehamilan pada perempuan usia 20 sampai 24 berahir dengan keguguran.

Risiko ini meningkat sekitar 20 persen pada perempuan usia 35 - 39 tahun, dan lebih dari 50 persen pada usia 42 tahun. Cacat lahir, terutama yang melibatkan jumlah dan susunan kromosom, juga meningkat seiring dengan pertambahan usia ibu.

March of Dimes mengungkapkan, pada usia 25 seorang perempuan memiliki peluang 1 dari 1.250 kehamilan untuk melahirkan bayi dengan Downsyndrome, pada usia 30 yakni 1 dari 1.000 kehamilan, pada usia 35 yakni 1 dari 400 kehamilan, dan pada usia 40 kemungkinannya menjadi 1 dari 100.

Sementara pada usia 45, kesempatan itu semakin besar yakni 1 dari 30 kehamilan.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER