Lebih Aman dengan IUD Pasca Salin

CNN Indonesia
Rabu, 01 Okt 2014 11:32 WIB
"Harapannya ibu pulang dari rumah sakit sudah terlindungi dengan metode kontrasepsi jangka panjang, tidak menggangu produksi air susu, dan boleh pakai lupa."
Cover thumb Infografis aneka alat kontrasepsi (Rengga)
Jakarta, CNN Indonesia -- Mencapai norma keluarga kecil yang bahagia sejahtera memerlukan pengaturan jumlah keluarga. Alat kontrasepsi adalah salah satu instrumennya. 

Di samping dengan mematangkan usia pernikahan, mencegah pernikahan usia dini, dan memberikan peluang kerja adalah cakupan lain dari program Keluarga Berencana. 

Memberikan peluang kerja dianggap penting karena orang-orang yang bekerja dapat mengelola jumlah anaknya dengan lebih rasional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada 26 September 2014 diperingati Hari Kontrasepsi Sedunia 2014. Kali ini kampanye global World Contraception Day mengangkat tema It's Your Life, It's Your Future. Sementara itu, di Indonesia Hari Kontrasepsi Sedunia 2014 ini mengusung topik Kontrasepsi Membantu Keluarga Merencanakan Masa Depan

Sejumlah pihak yang turut memprakarsai acara tersebut adalah Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Asia Pacific Council on Contraception, Ikatan Dokter Indonesia, Ikatan Bidan Indonesia, dan Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia. 

Saat ini BKKBN  sedang menggalakkan program terutama untuk meningkatkan cakupan ber-KB. 

"Saat ini cakupan ber-KB baru 57,9 persen. Kita ingin menuju paling tidak di dalam pembangunan jangka menengah ini tidak boleh kurang dari 63 persen dari 46 juta pasangan usia subur di Indonesia," kata Kepala BKKBN Fasli Jalal di acara peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia 2014, di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (30/9).

Tugas besar BKKBN adalah bagaimana agar pasangan-pasangan ini diberikan informasi dan edukasi tentang Keluarga Berencana. Peran para bidan, penyuluh lapangan keluarga berencana, dan para kader BKKBN sangat besar untuk mengkomunikasikan pentingnya keluarga berencana. 

"Kalau kita lihat kader di tingkat kelurahan dan di bawahnya seperti RT dan RW jumlahnya adalah 1,1 juta. Kita ingin menekankan kembali bahwa mereka adalah garda terdepan dari upaya memberikan edukasi dan informasi," kata Fasli di acara peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia 2014.  

Harapan lain juga berada di pundak para bidan yang jumlahnya secara nasional saat ini mencapai 300 ribu orang. 

Menurut Emi Nurjasmi, Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia menurut data Riskesda sebanyak 76,6 persen kelahiran dilayani oleh bidan yang penyebarannya sampai ke desa-desa. "Bidan adalah garda terdepan dalam pelayanan reproduksi perempuan."

Saat ini IBI telah bekerjasama dengan POGI untuk melatih sekitar 35 ribu bidan. Para bidan dilatih memasang IUD dan implan. Ke depannya memang diutamakan menggunakan metode KB jangka panjang. 

Apalagi sejak 1 Januari tahun ini, pelayanan KB sudah termasuk dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional. Maka bagi anggota JKN semua bentuk pelayanan yang dipilih adalah gratis karena ditanggung oleh JKN, sementara alat kontrasepsinya disediakan oleh BKKBN. 

"Tidak ada hambatan biaya dan bidan punya keterampilan untuk melayani dan memberikan penyuluhan atau konseling agar pasangan usia subur tersebut bisa memilih cara ber-KB yang cocok," kata Fasli. 

IUD pasca salin

Selain itu obgyn sebagai dokter spesialis yang menangani reproduksi dan ginekologi punya peran penting. 

Seperti disampaikan oleh Nurdadi Saleh, Ketua Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia, POGI memberikan pelatihan kepada anggotanya untuk melakukan Indonesia Advanced Labor dan Risk Management (IN-ALARM) tentang pemasangan IUD pasca bersalin. 

"Kita menambahkan pelatihan pemasangan IUD pasca salin. Jadi ketika ari-ari sudah keluar, dari bawah atau cesar, kita pasang spiral atau IUD. Itu adalah sesuatu hal yang baru sekitar lima tahun terakhir ini," kata Nurdadi.

Pemasangan IUD pasca salin adalah ilmu baru. "Kita berpikir spiral akan keluar dengan rahim yang masih besar. Tapi ternyata saat kita minta ibu yang habis melahirkan datang tiga bulan kemudian setelah melahirkan saat datang dia bukan mau datang pasang spiral tapi hamil lagi," Nurdadi menjelaskan. 
 
Setelah itu dilihat apakah mungkin memasang IUD pasca bersalin. Sejak hamil para ibu sudah diberikan informasi tentang pemasangan IUD pasca salin. Oleh karena IN-ALARM adalah ilmu baru, banyak juga dokter obgyn yang belum terampil memasangnya.

"Harapannya ibu itu pulang dari rumah sakit sudah terlindungi dengan metode kontrasepsi jangka panjang, tidak menggangu produksi air susu, dan boleh pakai lupa," kata Nurdadi seraya berguyon. 

"Program ini wajib dilakukan oleh obgyn setiap lima tahun sekali sebagai prasyarat untuk mendapatkan rekomendasi izin praktik," kata Nurdadi melanjutkan. 

Dari hasil studi menurut Nurdadi, seharusnya kehamilan diberi jarak 2 - 3 tahun. "Kita berharap ibu selama 2 sampai 3 tahun jangan hamil lagi, oleh karena itu diperlukan metode kontrasepsi jangka panjang." 

Menurutnya metode KB sebaiknya memiliki keamanan di atas 95 persen. Seperti metode KB pil jika digunakan dengan baik, keamanannya bisa mencapai 95 persen. Namun kelemahannya justru terletak pada para pemakainya yang sering lupa mengonsumsi pil KB. 
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER