Jakarta, CNN Indonesia -- Kesibukan di kota-kota besar seolah tak pernah tidur. Ini membawa dampak meningkatkanya tekanan hidup terutama bagi orang-orang yang bekerja. Termasuk juga kaum urban pekerja di London.
Tenaga profesional di kota Big Ben tersebut saat ini lebih tertekan daripada sebelumnya. Apalagi, jam kerja di London adalah yang terpanjang dibandingkan negara Eropa lainnya.
Selain itu, gaji yang lebih rendah serta harga rumah yang terus meningkat turut menambah tekanan masyarakat Inggris. Depresi dan penyakit yang berhubungan dengan tekanan batin juga kian meningkat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sudah 25 tahun tinggal di London dan merasa ritme hidup di sini telah berubah. Saya pikir orang-orang pun merasa ada yang keluar dari keteraturan selama ini, dan mereka berusaha menemukan penyeimbangnya," katanya.
Watt berpendapat teknologi merupakan salah satu alasan generasi sekarang lebih mudah tertekan.
"Teknologi membuat Anda merasa harus terkoneksi selama 24 jam sehari, di mana Anda diharapkan dapat menerima pesan dan surat elektronik di tengah malam atau ketika Anda tengah duduk santai di taman. Seperti tidak ada tombol off dalam kehidupan ini," ujarnya.
Ia juga menganggap media sosial turut memegang peran. "Media sosial membuat kita merasa harus bersosialisasi dan produktif sepanjang waktu," ujarnya.
Dalam bukunya, Watt menyarankan berbagai cara untuk mengatasi masalah ini serta cara mengapresiasinya.
Bila biasanya disarankan untuk lebih banyak mengunjungi taman demi mengurangi tekanan, Watt malah menyarankan agar orang-orang bisa lebih menikmati kebisingan kota, misalnya bunyi sirene.
"Daripada membiarkan sirene membuat Anda jengkel, lebih baik pikirkan itu sebagai alarm kesadaran. Hentikan sejenak pikiran Anda dan mulai perhatikan sekeliling," ujarnya.
"Saya selalu membenci kemacetan. Namun kemudian saya sadar bahwa suara macet tidak terlalu berbeda dengan suara ombak," kata Watt kemudian tertawa. Menurut Watt, suara bisingnya macet tidaklah terlalu buruk.
"Ketika Anda benar-benar mendengarkannya, suaranya terdengar menyenangkan," ujarnya.
Menurutnya, kesadaran dapat didapatkan dengan sensasi humor.
"Saya tidak melihat kesadaran sebagai hal yang terlalu filosofis. Ini benar-benar merupakan kemampuan supaya bisa benar-benar sadar. Kota ini tidak mungkin memperlambat ritmenya, jadi inilah yang bisa kita lakukan sebagai individu," katanya.