SEHAT ALA PRESIDEN

Hidup Berjarak 5 Menit dari Presiden

CNN Indonesia
Selasa, 21 Okt 2014 07:53 WIB
“Tim A ke mana-mana harus ikut. Melekat selama 24 jam bergantian dengan jarak lima menit dari presiden,” ujar mantan Ketua Tim Dokter Kepresidenan.
dr Mardjo Subandiono, mantan Ketua Tim Dokter Kepresidenan (CNN Indonesia/Rizky Sekar Afrisia)
Jakarta, CNN Indonesia -- “Wajahnya membiru, matanya terbuka, dan kepalanya berlumuran darah. Saya mengoperasinya dengan tangan telanjang.”

Sejak 22 November 1963 sampai seumur hidupnya, Robert McClelland tidak akan pernah melupakan hari itu. Ia sedang berada di suatu tempat yang jauh dari Dallas saat Presiden Amerika Serikat, JF Kennedy menjadi sasaran peluru orang tak dikenal.

McClelland langsung dibawa Secret Service menerobos kerumunan massa dan polisi, menuju Parkland Memorial Hospital. Di depan ruang operasi, dilihatnya Jackie Kennedy, istri sang presiden, duduk dengan setelan berlumuran darah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

McClelland bergabung dengan dokter bedah junior Kenneth Salyer, di dalam ruangan. Di sana ia melihat presidennya terbaring lemah, dengan sebagian tengkorak hancur parah, dan luka besar penuh darah. Seluruh upaya tim dokter sia-sia.

Mardjo Subandiono tidak ingin itu terjadi di Indonesia. Ketua Tim Dokter Kepresidenan (TDK) di masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono periode pertama itu sudah membuat prosedur tetap penanganan kesehatan presiden sejak zaman Soeharto.

Ia membagi total 36 anggota tim menjadi tiga: tim A, tim B, dan tim C. “Tim A ke mana-mana harus ikut. Melekat selama 24 jam bergantian dengan jarak lima menit dari presiden,” ujarnya pada CNN Indonesia, saat ditemui di kantornya, Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta, belum lama ini.

Tim itu terdiri atas dokter pribadi, dokter spesialis bila diperlukan, paramedis, dan sopir ambulans. Seluruh anggota tim itu wajib punya kemampuan Advance Trauma Life Support (ATLS), Basic Trauma Life Support (BTLS), Advance Cardiac Life Support (ACLS), dan Basic Cardiac Life Support (BCLS). Minimal ATLS.

Jika ada kejadian khusus seperti presiden mengalami serangan jantung, tim A harus langsung beraksi. Yang pertama dilakukan, kata Mardjo, adalah resusitasi jalan pernapasan dan memastikan sirkulasinya lancar. “Jalan napas tidak boleh tersumbat,” ujarnya tegas.

Sembari resusitasi, tim A membawa presiden ke rumah sakit terdekat. Dokter pribadi yang tergabung dalam tim itu berhak memutuskan rumah sakit mana yang dituju saat presiden dalam kondisi serius.

“Semisal di istana presiden kena serangan jantung, hidupkan dulu sampai stabil. Kalau langsung dibawa ke rumah sakit bisa mati di jalan,” tutur Mardjo. Ia melanjutkan, “Kalau luka tembak di jalan, sambil resusitasi dibawa ke rumah sakit terdekat.”

Satu lingkaran di luar tim A, ada tim B yang berjarak sekitar 30 menit dari presiden. Meski tak harus selalu mengawasi sang penguasa, anggota tim itu wajib siaga 24 jam di tempatnya masing-masing. Isinya kira-kira lima hingga tujuh dokter spesialis atau profesor.

“Mereka ini datang bila dipanggil,” ujar Mardjo. Di luar lingkaran itu, ada pula tim C, yang juga siaga di rumah masing-masing. Jaraknya boleh lebih lama dari tim B.

Kuasa penuh

Selama ini, Mardjo menerangkan, ada setidaknya empat rumah sakit di Jakarta yang menjadi rujukan TDK. Yakni, RSPAD di kawasan Senen, RSCM di kawasan Salemba, RS Harapan Kita di Jakarta Barat, dan RSPP di Jakarta Selatan. Di tiap rumah sakit, ada prosedur khusus.

“Kita siapkan fasilitas, UGD, ICU, sampai kamar perawatan khusus presiden juga harus ada,” ia menuturkan. Di masing-masing rumah sakit, diterapkan pula lingkaran-lingkaran tim. Menurut Mardjo, setidaknya ada dua lingkaran.

“Ring 1 itu TDK, ring 2 itu dokter setempat. Jadi double cover, ring 2 sifatnya membantu,” katanya.

TDK sendiri punya kuasa penuh bukan hanya untuk memutuskan rumah sakit mana yang dituju, tetapi juga dokter-dokter setempat yang diminta membantu. Tentu, riwayat hidup masing-masing sudah diperiksa lebih dulu.

TDK juga berkuasa meminta obat yang diperlukan presiden. “Obat dari luar, bisa langsung enggak lewat bea cukai,” ucap Mardjo.

Kekuasaan itu tak hanya berlaku di Jakarta, melainkan seluruh Indonesia. Saat presiden melawat ke luar negeri pun, TDK berwenang menjaga kesehatannya. Sebelum keberangkatan presiden, sudah ada tim khusus yang mengecek kondisi dan situasi di tempat tujuan.

Dokter-dokter itu, kata Mardjo, disebut tim survei. “Tim survei melihat cumenu: cuaca, medan, dan musuh,” ujarnya. Ada pula tim lain yang berangkat kloter kedua, biasanya H-3. Mardjo menerangkan, fungsinya mencari rumah sakit untuk evakuasi di lokasi tujuan.

“Minimal tiga rumah sakit untuk evakuasi kalau ada apa-apa. Kita bisa minta, presiden punya kelainan ini, jadi tolong disiapkan ambulans atau kelengkapan lain,” ucap Mardjo lagi. Lazimnya, tim yang berangkat bersama presiden termasuk dokter jantung, bedah, anestesi, dan penyakit dalam.

TDK juga bekerja sama dengan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) untuk mengecek makanan yang akan dikonsumsi presiden di lokasi tujuan. Tim harus memastikan makanan tidak diracun atau bisa mengganggu kesehatan presiden.

Diakui Mardjo, bergabung dengan TDK memang melelahkan. Seluruh waktunya didedikasikan untuk melayani presiden. Ia juga tak boleh membuka praktik atau menyambi di manapun karena harus selalu siaga untuk sang penguasa.

Menjadi tim dokter di ring terluar pun, tak bisa disepelekan. Meski tak harus 24 jam menempel presiden, mereka tetap harus selalu meluangkan waktu setiap dipanggil ke Istana Presiden atau tempat lain.

Paling tahu

Anak dan istri bukan satu-satunya yang paling tahu keseharian presiden. TDK juga tak pernah jauh dari orang nomor satu negara itu. Terutama mereka yang berstatus dokter pribadi. Disebutkan Mardjo, saat ini ada enam dokter pribadi presiden RI.

“Ada dokter umum, dokter spesialis, dan sebagainya. Sesuai kebutuhan presiden,” tutur Mardjo menyebutkan. Dahulu, ia bercerita, Soeharto hanya punya satu dokter pribadi. Satu orang itu yang ikut ke mana-mana dan hanya berjarak lima menit dari sang presiden.

“Babak belurlah. Zaman SBY, sudah ganti. Orangnya ditambah,” kata Mardjo yang juga pernah menjadi doktek pribadi di era kepemimpinan Soeharto.

Dokter pribadi setiap hari bertugas melakukan pengecekan kesehatan presiden secara rutin. “Kesehatan presiden itu ada dua, medical service dan medical support. Medical service tugas dokter pribadi,” Mardjo melanjutkan.

Tugasnya, mengukur tensi darah presiden setiap pagi, medical check up setiap enam bulan, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium. Dokter pribadi pula yang paling tahu riwayat kesehatan presiden, dan tak boleh membocorkan ke pihak lain, siapapun itu.

Bukan hanya melayani presiden dan keluarganya, Mardjo menjelaskan, TDK juga bertanggungjawab terhadap kesehatan wakil presiden dan keluarga, mantan presiden dan mantan wakil presiden, serta beberapa menteri.

Mardjo menuturkan, selama ini belum pernah ada keluhan gawat dari mereka. Kasus terberat yang pernah tangani hanya kematian Tien Soeharto dan Soeharto sendiri. Selain itu, keseharian presiden biasanya tak perlu penanganan khusus.

“Sebenarnya selama ini enggak ada yang butuh dokter spesialis, dokter umum saja cukup,” ujarnya.

SBY yang pernah ditanganinya pun demikian. Ada kebiasaan yang dilakukan SBY tiap pagi, kata Mardjo. Ia tidak serta merta bangun dari tidur dan langsung beraktivitas. Beberapa menit, sejenak ia duduk di tepi tempat tidur.

Kata Mardjo, SBY juga rajin berolahraga dan menjaga pola makan. Ketua Partai Demokrat itu mengonsumsi beberapa buah dan sayur yang penting untuk mencegah stroke dan menjaga kolesterol. Di rumahnya, imbuh Mardjo, SBY punya lahan khusus untuk tanaman obat.

“TDK juga ada dokter herbal, namanya dr Hardi. Dia dokter pribadi presiden. Dokter saraf, tapi mendalami soal herbal,” ucap Mardjo menerangkan.

Dokter-dokter yang selalu hidup berdampingan dengan presiden itu memang menyesuaikan kebutuhan dan kebiasaan hidup sosok yang dilayaninya. Bagaimana dengan kebiasaan presiden terpilih, Joko Widodo untuk mengonsumsi jamu?

“Ya, nanti dikasih dokter ahli jamu,” jawab Mardjo singkat, sambil tersenyum.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER