Jakarta, CNN Indonesia -- Cakwe, salah satu jajanan pasar yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Makanan ini terbuat dari adonan yang terdiri dari tepung terigu, gula, bawang putih, garam, serta air.
Cakwe biasanya dikonsumsi dengan dicocol ke saus atau kuah berwarna merah. Saus mengandung cuka dan bawang putih, sehingga aromanya sedikit menyengat. Sementara, warna merah saus disebabkan cabai.
Seiring berjalannya waktu, semakin banyak jenis saus untuk menyantap cakwe.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Makanan yang banyak ditemukan di daerah Medan, Bandung, Jakarta, dan sekitarnya ini biasanya disantap sebagai camilan. Cakwe dijajakan oleh pedagang kaki lima maupun pengusaha restoran.
Meski sudah familiar di Tanah Air, cakwe sesungguhnya berasal dari Tiongkok. Di Tiongkok, namanya adalah 'youtiao' dan rasanya lebih asin. Youtiao biasanya dimakan bersama bubur putih.
Berbeda dengan cakwe yang disantap dalam bentuk panjang, youtiao biasanya dipotong kecil-kecil, lalu ditaburi di atas bubur. Menurut sejarah, makanan ini diciptakan pada masa Dinasti Song (960-1279).
Mirip dengan cakwe, Spanyol punya churro. Rasanya mirip donat, tetapi bentuknya panjang. Selain populer di Spanyol, makanan ini juga terkenal di Perancis, Filipina, Portugal, dan Amerika Serikat.
Konon, churro adalah makanan sehari-hari bagi para penggembala yang tinggal di pegunungan Spanyol. Bahan utama churro adalah tepung terigu.
Dewasa ini, bentuk churro yang panjang dibentuk dengan menggunakan mesin. Churro yang telah digoreng kemudian ditaburi gula kemudian disantap dengan dicocol saus cokelat.
Makanan ini biasanya jadi makanan penutup. Di Indonesia, sudah terdapat beberapa gerai churro. Biasanya, dijual per enam atau delapan buah. Sudah banyak variasi saus yang dilakukan, mulai dari keju, srikaya, atau strawberry.
Mungkin saja, ada juga saus merah bercitarasa bawang putih dan sedikit pedas untuk churro, sehingga makanan ini benar-benar serupa cakwe.