KEBAHAGIAAN SOSIAL

Minim Ruang Publik, Warga Jakarta Tidak Bahagia

Yohannie Linggasari | CNN Indonesia
Selasa, 09 Des 2014 20:45 WIB
Jika Jakarta punya ruang publik yang nyaman dan semua orang bisa berpartisipasi dan menunjukkan rasa toleransi, maka akan muncul kebahagiaan.
Taman Monas, salah satu ruang publik di Jakarta yang menerapkan segenap aturan. (NTARA FOTO/OJT/Darwin Fatir)
Jakarta, CNN Indonesia -- Jakarta jadi langganan dalam daftar kota terburuk di dunia. Nama Ibu Kota Indonesia ini pernah masuk daftar kota terburuk untuk bekerja. Bahkan CNN Travel pernah memasukkan Jakarta dalam daftar kota paling dibenci di seluruh dunia.

Berdasarkan fakta itu, tak heran bila sebagian besar orang yang hidup di Jakarta merasa tidak bahagia. Polusi, macet, serta banjir merupakan beberapa masalah yang menyurutkan kebahagiaan warga Jakarta. Ada pula masalah lain, yaitu kurangnya ruang publik.

Hal tersebut diungkapkan oleh Sosiolog Imam Prasodjo. Ia menjelaskan setidaknya ada dua jenis kebahagiaan, yaitu kebahagiaan individual dan kebahagiaan sosial. Kebahagiaan individual bersumber dari diri sendiri, sedangkan kebahagiaan sosial tercipta karena hubungan dengan orang lain. Sifatnya lebih relasional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bila Anda bisa mengekspresikan diri Anda secara bebas, maka Anda cenderung akan lebih bahagia," kata Imam. Adanya teman, tempat berkumpul yang nyaman, serta dihargainya identitas seseorang apa adanya juga termasuk faktor yang memengaruhi kebahagiaan sosial seseorang.

Oleh karena itu, dijelaskan oleh Imam, ruang publik jadi faktor yang sangat penting untuk membuat seseorang bahagia. Sayangnya, Jakarta sangat minim ruang publik.

"Jika Jakarta punya ruang publik yang nyaman dan semua orang bisa berpartisipasi dan menunjukkan rasa toleransi, maka akan muncul kebahagiaan yang lengkap dalam diri warga Jakarta," kata dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia ini.

Ruang publik tersebut mencakup taman, gedung olahraga, pusat seni, tempat konser musik, dan tempat penayangan film. "Ruang publik harus disesuaikan dengan warga yang ada di sekitar. Misalnya, di wilayah bersangkutan ada banyak ibu-ibu yang suka olahraga. Dari situ, bisa dibangun pusat kebugaran atau jalur lari pagi," katanya.

Imam menyarankan, agar pemerintah mau membeli lahan-lahan kosong yang masih banyak di Jakarta. Ia menyarankan agar lahan-lahan kosong itu dimanfaatkan menjadi ruang publik yang berguna bagi orang banyak.

"Jadikan lahan-lahan itu aset publik. Lalu libatkan masyarakat sekitar untuk mengelolanya. Supaya mereka punya perasaan memiliki,"

(vga/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER