-- Kita tumbuh dengan pesan-pesan untuk melindungi mata dari orang tua. Seperti banyak makan wortel agar mata sehat, baca buku jangan sambil tidur, jangan membaca buku terlalu dekat, dan lain sebagainya.
Anda juga tahu bahwa membaca di tempat gelap akan membuat mata Anda terkena rabun jauh lebih dini, atau monitor yang menyala terang akan membuat mata lelah.
Kali ini kita akan melihat mitos-mitos tentang mata, dan penjelasan apa yang sebetulnya yang terjadi di belakang mitos tersebut. Dilansir dari abcnews berikut ini adalah tujuh mitos tentang mata minus.
Jawaban: Mitos. Menyipitkan mata bisa merupakan tanda Anda memerlukan kacamata. Namun menyipitkan mata tidak membuat kebutuhan memakai kacamata jadi lebih buruk.
“Anda bisa menyipitkan mata kapan pun Anda inginkan,” kata Jay Pepose, dokter mata Pepose Vision Institution di St. Louis. “Menutup kelopak mata Anda bersama-sama dapat meningkatkan fokus pada mata.”
“Menyipitkan mata adalah upaya membuat pupil lebih kecil. Menyipitkan mata menunjukkan seseorang memiliki kesalahan bias karena mata tidak bisa membelokkan cahaya dengan tepat sehingga pandangannya kabur, seperti rabun dekat atau rabun jauh,” kata Kenneth Chang, dokter mata di Massachusetts Eye and Ear Infirmary.
“Itu adalah tanda seseorang memerlukan kacamata.” Orang-orang yang sering menyipitkan mata tidak merusak secara permanen mata mereka, tapi ada beberapa efek sampingnya. “Perilaku tersebut membuat Anda sakit kepala karena melibatkan kontraksi otot-oto wajah Anda,” kata Rosen.
Jawaban: Mitos. “Ini seperti mengatakan, jika Anda mengambil gambar dalam cahaya yang buruk maka kamera akan rusak,” kata Rosen yang bekerja sebagai fotografer sebelum melanjutkan sekolah kedokteran.
Analogi kamera juga menjelaskan mengapa penglihatan menjadi lebih buruk dalam pencahayaan gelap. “Dalam cahaya rendah pupil diperbesar sehingga cacat cahaya apapun masuk melalui lensa tidak dikoreksi,” kata Rosen. “Ketika cerah Anda memiliki kedalaman fokus jauh lebih besar.”
Cahaya luar yang lebih banyak membantu melihat dengan lebih baik. Di saat yang sama, retina tidak dirusak oleh banyaknya cahaya yang dibiarkan masuk oleh pupil.
Sama halnya ketika fokus pada area lebih kecil mata dapat menjadi ketegangan, tapi tidak membuatnya rusak. “Pada dasarnya, semakin terang cahaya yang masuk ke retina dapat membuat mata fokus,” kata Rosen.
Jawaban: Mitos. Duduk terlalu dekat dengan televisi atau menatap layar terlalu lama akan menyakiti mata, tapi hanya sementara.
Orang-orang menatap layar untuk jangka waktu lama, dan cenderung tidak berkedip. “Jika air mata pada sisi mata menjadi terlalu sedikit karena tidak berkedip, penglihatan pun akan menderita,” kata Rosen. “Ini semacam fenomena sementara.”
Ketegangan mata dapat dihindari. Jika Anda melihat jarak dekat, sebaiknya istirahatkan mata terlebih dulu dengan melihat kejauhan. “Saya tidak berpikir orang akan melihat layar komputer sepanjang hari,” katanya.
Jawaban: Terkadang banyak masalah mata merupakan genetik. Namun, seperti halnya semua masalah genetik, pewarisan bukan sebuah jaminan.
“Ada risiko yang lebih tinggi tapi tidak berarti Anda akan menderita," kata Pepose. “Yang penting adalah beberapa kondisi mata pasti bisa diturunkan,” kata Chang. “Seperti glaukoma yang pasti diwariskan,” katanya. Fakta tersebut memperkuat pentingnya melakukan pemeriksaan mata umum.
Penelitian menunjukkan masalah seperti rabun jauh dan rabun dekat memiliki hubungan dengan apakah orang tua Anda juga memiliki masalah tersebut. Beberapa masalah penglihatan tentu saja tidak ada hubungannya dengan genetika.
“Seperti katarak yang disebabkan oleh degenerasi usia lensa. Itu terjadi pada semua orang,” papar Chang.
Jawaban: Mitos, sebagian besar. Makanan sangat penting bagi penglihatan. Namun bukan berarti dengan memakan wortel sepanjang hari penglihatan akan setajam elang.
Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan penglihatan buruk. Namun, kelebihan vitamin A tidak lantas meningkatkan visi. Meski demikian, beberapa makanan dapat membantu penglihatan.
Sayuran berwarna hijau gelap, seperti bayam dan brokoli yang mengandung lutein yang ditemukan sebagai titik kuning di retina yang disebut makula.
Rosen menjelaskan nutrisi yang juga terdapat di dalam kuning telur itu dapat melindungi makula. Dia berperan dalam mencegah degenerasi makula. Yakni kondisi di mana orang dewasa merasa kehilangan penglihatan di tengah mata.
(Baca juga:
Mata Minus Tak Bisa Disembuhkan dengan Wortel)