Sarapan Besar Makan Malam Kecil, Jawaban Bagi Pasien Diabetes

Windratie | CNN Indonesia
Rabu, 04 Mar 2015 09:18 WIB
"Gula darah yang dikenal pula sebagai glukosa darah dikendalikan oleh jam internal tubuh. Puncak gula darah yang lebih besar terjadi setelah makan malam."
Menyantap sarapan dengan porsi besar dan makan malam dengan porsi kecil adalah pola makan yang lebih sehat untuk orang-orang dengan diabetes tipe 2, menurut sebuah studi terbaru. (CNN Indonesia internet/ Pixabay/acworks)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ada pepatah mengatakan, makan pagi seperti raja, makan siang seperti pangeran, dan makan malam seperti si miskin. Meski kuno, tapi sampai sekarang ilmu modern sekali pun mengakuinya manfaat pola makan demikian.

Menyantap sarapan dengan porsi besar dan makan malam dengan porsi kecil adalah pola makan yang lebih sehat untuk orang-orang dengan diabetes tipe 2, menurut sebuah studi terbaru seperti dilansir dari laman Reuters.

Para penderita diabetes yang menyantap sarapan dengan porsi besar dan makan malam porsi kecil memiliki episode dengan gula darah tinggi lebih sedikit. Hal tersebut jika dibandingkan dengan mereka yang manyantap sarapan porsi kecil dan makan malam porsi besar, menurut penelitian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gula darah yang dikenal pula sebagai glukosa darah dikendalikan oleh jam internal tubuh. Puncak gula darah yang lebih besar terjadi setelah makan malam, kata salah satu peneliti Daniela Jakubowicz.  

Orang-orang dengan diabetes tipe 2 sering mengatur waktu makan malam bertentangan dengan jam internal tubuh mereka, kata Jakubowicz, peneliti di Universitas Kedokteran Wolfson Tel Aviv di Israel.

“Mereka sering melewatkan sarapan lalu menyantap makan malam berkalori tinggi,” katanya. Melewatkan sarapan, tambahnya, dapat menyebabkan obesitas dan kontrol gula darah yang buruk.

Penelitian terkini melibatkan delapan laki-laki dan sepuluh perempuan dengan diabetes tipe 2, berusia 30 sampai 70. Mereka dirawat, baik dengan obat diabetes metformin serta saran pola makan, dan melakukan saran pola makan saja.

Tipe dua adalah bentuk diabetes paling umum, dan sering pula dikaitkan dengan obesitas. Pada diabetes tipe 2, sel-sel tubuh resisten terhadap insulin, atau tubuh tidak mampu untuk cukup memproduksinya. Insulin memberikan akses gula darah ke sel-sel tubuh untuk digunakan sebagai bahan bakar.

Para peserta secara acak mengikuti rencana makan. Terdiri dari, sarapan 700 kalori dan makan malam 200 kalori, atau sarapan 200 kalori dan makan malam 700 kalori. Kedua pola makan tersebut sudah termasuk makan siang dengan 600 kalori.

Setelah mengikuti rencana makan yang ditugaskan selama enam hari di rumah, para peserta kemudian melakukan tes di klinik di mana sampel darah mereka diambil. Mereka mengulangi percobaan tersebut dua minggu kemudian dengan rencana diet lain.

Peneliti menemukan bahwa kadar glukosa pasca-makan 20 persen lebih rendah, dan tingkat insulin 20 persen lebih tinggi saat peserta mengkonsumsi sarapan besar dan makan malam porsi kecil, menurut hasil dari klinik Diabetologia.

Studi menunjukkan, sarapan besar dan mengurangi porsi saat makan malan merupakan alternatif yang bermanfaat untuk pengelolaan keseimbangan glukosa siang hari. “Ini harus dianggap sebagai strategi terapi untuk orang dengan diabetes tipe 2,” kata  Jakubowicz.

(win/utw)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER