Jakarta, CNN Indonesia -- Lamaran kerap dihubungkan dengan hal-hal romantis. Setidaknya itu yang sering kita saksikan di film-film romantis Hollywood. Namun, survei rupanya berkata lain.
Sebuah jajak pendapat menemukan bahwa tak sedikit perempuan yang telah menolak lamaran para lelaki. Jumlah dalam statistik menyebut, satu dari empat perempuan telah menolak lamaran kaum Adam.
Dilansir dari laman Women's Health, para perempuan akan memberikan alasan mengapa mereka jadi pembawa kabar buruk bagi ketika pasangan mereka melamar. Inilah yang mereka katakan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Saya harus. Saya merasa, itu adalah upaya terakhirnya menjaga saya tetap bersama dia karena selama ini dia tidak setia,” kata seorang responden bernama Vanessa. Menurutnya, sebuah cincin tidak bisa memperbaiki sesuatu yang rusak.
“Dan jika seseorang berpikir seorang gadis akan memaafkan untuk sebuah batu, maka dengan sangat menyedihkan dia keliru.”
Responden lain Deborah mengatakan, “Apa yang bisa saya katakan? Saya tahu bahwa sebanyak perlakuannya yang membuat hati saya meleleh, kami akan menjadi bencana jika bersama.” Deborah berkata, meskipun lelaki itu telah mengusik pikirannya setiap hari, tetapi dia harus membuat keputusan tersebut.
Lalu, Laura C. mengatakan, “Saya hanya tahu jika di hati saya dia sudah tak lagi tumbuh. Menikahinya seolah perlahan-lahan tercekik, dan siapa sih yang ingin itu?
Responden lain, Stephany F berpendapat tak kalah menyakitkan. “Waktu yang salah dan lamarannya payah. Ya, tanpa cincin.”
Berbeda lagi dengan Tiff M. Perempuan yang sudah dilamar dua kali itu berkata, “Yap. Dua kali. Saya tidak menyesal untuk kedua kalinya. Saya masih terlalu muda. Selesai cerita.”
Dilansir dari laman Women's Health, Katy L punya kisah panjang untuk ini. “Kami berada di Fiji sedang berenang di kolam renang tanpa batas, itu pada malam Natal, saat itu sangat indah,” kata Katy. Dia selalu berpikir akan mengatakan 'ya'.
“Namun, saat kedua kalinya dia bertanya, saya tahu saya harus mengatakan 'tidak',” ucapnya. “Tanpa sepatah kata pun, saya berenang ke bawah air selambat mungkin untuk dapat mengumpulkan pikiran saya.”
Katy mengakui, dia akan mematahkan hati kekasihnya, dan merobek kehidupan asmara mereka berdua. “Namun, saya punya keraguan yang terus mengomel. Hati saya mengatakan 'tidak'. Saya melihat ke dalam mata cokelatnya. Itu adalah salah satu momen paling sulit dalam hidup saya.”
(win/utw)