Jakarta, CNN Indonesia -- Seiring perkembangan otaknya yang pesat, anak-anak pada usia 2 sampai 7 tahun memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Tidak mengherankan jika pada masa itu anak-anak banyak bertanya tentang segala hal.
Sayangnya, tak jarang orang tua yang justru tak mengacuhkan pertanyaan-pertanyaan anak. Ibu sering dibuat pusing dengan banyaknya pertanyaan sehingga menyuruh anak untuk diam.
"Padahal seharusnya orang tua merasa curiga jika anaknya tidak bertanya kepadanya," kata Avin Yusro, psikolog anak dari Rumah Perlindungan Sosial Anak, Kementerian Sosial Republik Indonesia, saat ditemui di kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Avin mengingatkan, "Jangan abaikan pertanyaan anak yang biasanya bertubi-tubi, berikan jawaban bahkan ketika Anda tidak tahu." Menurut Avin, ketika orang tua tidak mengetahui jawaban atas pertanyaan anak-anaknya, mintalah waktu kepada anak untuk mencari tahu.
"Dengan begitu, anak juga akan belajar bahwa ibunya berusaha untuk dia. Jika anak bertanya pada orang lain, justru bisa jadi merugikan anak," kata Avin.
Kerugian tersebut di antaranya anak tidak akan berani untuk bertanya dan seringkali bersikap defensif atau tidak mau bercerita pada orang tuanya sendiri, bahkan ketika ditanya.
Yang lebih bahaya, Avin menuturkan, jika anak bertanya pada orang yang salah. Ia mencontohkan, anak bertanya pada temannya yang lebih tua. Suatu saat, ia mulai bertanya tentang hal-hal yang bersifat intim atau terkait seks.
"Misalnya ketika tiba anak bertanya soal bagaimana rasanya disunat. Ada kasus, anaknya diminta membuka celananya. Anak bisa dimanfaatkan dan mungkin akan terjadi kekerasan seksual," cetus Avin.
(mer/mer)