Jakarta, CNN Indonesia -- Untuk mengetahui tubuh jika mengalami dehidrasi atau tidak, tenyata tidak sulit. Ada beberapa petunjuk ilmiah tentang cara tubuh menyampaikan hasratnya agar kebutuhan cairan segera dipenuhi.
Sebenarnya, manusia sudah kodratnya harus mengalami kekurangan cairan. Bahkan kalau tidak mengalami kekurangan cairan, itu justru patut diwaspadai karena kemungkinan besar memiliki kelainan. Namun, bagaimana cara menutupi kekurangan itulah yang penting karena kekurangan cairan akan menimbulkan dampak-dampak negatif untuk tubuh.
Cara yang paling mudah untuk mengetahui seseorang mengalami dehidrasi atau tidak adalah munculnya rasa haus. Ini merupakan sinyal awal yang diberikan tubuh, manakala tubuh sudah mengalami kekurangan air.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kekurangan satu persen saja sudah menimbulkan rasa haus," kata dokter spesialis kedokteran okupasi, Maya Setyawati. Untuk itu, jika rasa haus tiba, sebaiknya jangan menunda minum karena bisa berpotensi merusak sistem metabolisme tubuh yang prosesnya didorong oleh air.
Pada tingkat yang lebih tinggi, artinya semakin banyak kekurangan cairan tubuh, akan ada satu sampai dua persen cairan yang menghilang. Hal ini menyebabkan terjadinya penghambatan penguapan yang bahkan bisa menyebabkan biang keringat.
Berlanjut ke tingkat yang lebih tinggi, kekurangan cairan atau dehidrasi akan menyebabkan kram otot. "Pada derajat yang lebih lanjut, ototnya kram karena tidak seimbang cairan dan elektrolit salam tubuh," ujar Maya.
Selain itu, kulit pun kering dan terlihat kusam. Hal ini disebabkan air yang berfungsi memperlancar peredaran darah yang masuk ke tubuh diprioritaskan untuk organ yang lebih penting sehingga kulit tidak mendapat bagiannya. "Mekanisme tubuh mengurangi peredaran darah di kulit sehingga kulit jadi kering dan kusam," tukasnya.
Dehidrasi pun dapat dilihat dari lamanya kulit kembali ke bentuk semula setelah dicubit. Beberapa gejala ringan lainnya juga mengindikasikan dehidrasi, seperti rasa kantuk dan mata yang cekung.
(mer/mer)