Jakarta, CNN Indonesia -- Para peneliti tengah meneliti gas dari senyawa bakteri di usus yang dapat mendeteksi kesehatan seseorang.
Kita cenderung mengabaikan gas di dalam tubuh. Namun, tubuh manusia memiliki segala bentuk gas yang menarik. Sebagian besar memiliki manfaat bagi kesehatan kita. Gas yang diproduksi dari usus layak diperhatikan, seperti tertulis dalam penelitian dalam jurnal Trends in Biotechnology.
Dilansir dari laman Time, tim peneliti di Australia mengatakan mereka telah mengembangkan sensor invasif yang dapat ditelan. Sensor berbentuk pil tersebut, dapat mendeteksi gas yang dibuat di dalam tubuh seseorang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, para ahli mengandalkan pengukuran tidak langsung seperti dari napas dan pemeriksaan tinja untuk mengukur gas yang ada dalam usus. Namun, dengan ditemukannya sensor, alat tersebut dapat memberitahu secara langsung dari sumbernya.
Kapsul gas, meski begitu, belum tersedia untuk bisa digunakan oleh manusia. Penelitian dalam jurnal hanya masih merupakan diskusi teknik. Idenya seperti ini, saat bakteri memfermentasi makanan yang tidak tercerna dalam usus, mereka melepaskan gas seperti karbondioksida, hidrogen, dan metana, kata para peneliti.
Jenis-jenis bakteri gas yang dihasilkan, dan konsentrasinya, dapat menunjukkan gangguan pencernaan, kata Kourosh Kalantar-Zadeh, profesor ilmu teknik listrik dan komputer di Royal Melbourne Insitute Technologi di Australia.
Pil pendeteksi gas bisa memberikan kilasan
real-time yang terjadi di dalam usus. Saat gas menyerap ke dalam sensor, sensor menghasilkan sinyal dan mendigitalkan data. Data tersebut tersebut kemudian dikirimkan ke sebuah aplikasi, katanya.
“Jika beberapa senyawa organik seperti butirat naik, itu berarti ada sesuatu yagn terjadi pada dinding perut,” jelasnya. “Hal yang terjadi umumnya tidak baik, harus dideteksi dan ditangani dengan sangat cepat.”
Bahkan, untuk orang tanpa masalah perut, sensor dapat berguna untuk mencari tahu secara persis bagaimana makanan memengaruhi tubuh, kata Kalantar menjelaskan.
“Pada dasarnya, pil memberitahu apakah makanan yang kita konsumsi berubah menjadi energi efisien di dalam tubuh kita atau tidak,” ucapnya. Penemuan ini memiliki dampak besar, terutama terkait semua kontroversi tentang makanan.”
Saat ini, peneliti berusaha menggali informasi tentang bakteri usus manusia demi mencari tahu apa yang mereka katakan tentang kesehatan kita. Berbagai permasalahan kesehatan, dari alergi makanan, bagaimana tubuh merespons obat, sampai peran daging yang menyebabkan gagal jantung.
(win/utw)