Jakarta, CNN Indonesia -- Yang namanya orang Indonesia, biasanya susah lepas dari nasi. Beras yang diolah menjadi nasi ini sudah menjadi makanan pokok bagi rakyat Indonesia.
Nasi memang sumber karbohidrat, namun terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat akan berpotensi membuat Anda kelebihan berat badan. Tak heran kini banyak orang yang diet karbohidrat untuk menjaga tubuhnya tetap sehat dan ramping.
Kenapa nasi menjadi masalah yang 'bermasalah' bagi orang yang menurunkan berat badan atau pembatasan kalori? Perlu diketahui, nasi bukanlah musuh berat badan. Anda hanya perlu mengonsumsi nasi dengan jumlah yang tepat. Tak hanya itu, Anda juga harus bisa memilih jenis nasi yang sesuai kebutuhan dan kesehatan Anda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada tiga jenis beras yang bisa diolah menjadi nasi yang berbeda-beda, yaitu beras putih, beras merah dan beras hitam. Pada nasi yang biasa dikonsumsi, yaitu nasi dari beras putih, faktor dan tingkat kesehatannya memang menjadi perdebatan panjang di kalangan praktisi kesehatan dan kebugaran. Nasi ini diklaim tak begitu sehat, sekalipun ini adalah varian yang paling banyak dikonsumsi di seluruh dunia. Namun kenyataannya, dilansir dari NDTV, nasi putih sudah kehilangan banyak vitaminnya.
Beras putih digiling dan diolah sebelum dipasarkan. Hal ini membuat bagian penting dari beras bisa hilang. Bagian kulit dan beberapa mikroba baik yang kaya serat makanan serta nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan akan hilang.
"Jika beras putih ini mengalami proses lebih lanjut, misalnya polishing (pemutihan) maka lapisan aleuron yang hilang akan membuat nutrisi juga hilang. Lapisan ini kaya akan vitamin B, nutrisi lain, tiamin, dan lemak esensial," kata Gargi Sharma, Ahli Manajemen Berat Badan.
Jika sudah dikupas kulitnya, beras sebagian besarnya hanya mengandung pati. Mengonsumsi nasi putih yang sudah tak mengandung vitamin ini akan berpotensi meningkatkan risiko penyakit beri-beri. Kondisi ini bisa terjadi karena kekurangan tiamin.
Beras putih ini akan jadi lebih berbahaya jika ditambah dengan berbagai bahan buatan lainnya. Dalam kasus tertentu hal ini akan membahayakan tubuh manusia dan memicu gangguan metabolisme, misalnya diabetes, obesitas dan lainnya.
"Penggilingan dan polishing menghancurkan 67 persen vitamin B3, 80 persen vitamin B1, 90 persen vitamin B6, setengah kandungan mangan dan fosfor, 60 persen zat besi, semua serat makanan dan asam lemak esensial," ucap Ritika Samaddar, Dokter dair Max Healthcare Saket, New Delhi.
Sebagai alternatif sehatnya, Anda dianjurkan untuk mengonsumsi beras merah, hitam atau cokelat. Semua beras ini tidak dihilangkan kulit terluarnya. Sehingga diklaim masih memiliki berbagai serat dan vitamin yang bermanfaat untuk kesehatan.
(chs/mer)