Mampir ke Warung Durian Legendaris di Banten

Tri Wahyuni | CNN Indonesia
Rabu, 29 Apr 2015 10:00 WIB
Bagi pencinta durian, Duren Jatohan Haji Arif yang berada di Pandeglang, Banten mungkin bisa dibilang surganya durian.
Duren Jatohan Haji Arif yang berada di Pandeglang, Banten. (CNN Indonesia/ Tri Wahyuni)
Pandeglang, CNN Indonesia -- Bagi pencinta durian, Duren Jatohan Haji Arif yang berada di Pandeglang, Banten mungkin bisa dibilang surganya durian. Mulai dari buah durian sampai olahan durian lainnya pun ada.

Warung Duren Jatohan Haji Arief ini atau biasa disingkat dengan DJHA, sudah ada sejak tahun 1970. Tapi dulu warung ini benar-benar hanya menjual buah durian saja.

Atma, anak keenam dari Haji Arif mengatakan, durian yang dipasok ke DJHA merupakan durian asli dari Banten. Durian tersebut merupakan hasil pertanian warga Banten.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dulunya DJHA ini belum berbentuk warung dan belum menjadi kawasan wisata kuliner seperti saat ini. Di tempat ini sang Haji Arif membiarkan para petani menaruh produknya kemudian dia membantu menjualnya.

"Dulu namanya tukang ngepool. Jadi petani enggak pusing lagi jual (hasil tani) ke pasar," kata Atma.

Sejak pemerintah lewat beberapa kementerian, seperti Kementerian Pariwisata dan Kementerian Pertanian memberikan bantuan pada Haji Arif tahun 2005, kawasan ini mulai dibangun dua tahun setelahnya, yaitu tahun 2007.

Duren Jatohan Haji Arif yang berada di Pandeglang, Banten, juga diolah menjadi berbagai jenis makanan durian olahan. (CNN Indonesia fotografer/ Tri Wahyuni)


Warung berlantai dua yang sebagian besar komponennya terbuat dari bambu itu pun mulai dibangun 2007 lalu.

Di kawasan kuliner ini, tak hanya ada DJHA, tapi ada juga penjaja makanan lainnya seperti bakso dan soto. Atma bercerita bahwa ayahnya itu mengajak masyarakat sekitarnya untuk berpartisipasi agar dapur mereka tetap mengepul.

Maka terciptalah area kuliner ini sebagai tempat para wisatawan atau warga sekitar menuntaskan rasa lapar. "Ini udah dinobatkan sebagai cagar budaya juga karena unik. Pak hajinya lebih mengangkat potensi daerah," ujar Atma.

Kini, DJHA sendiri sudah ramai setiap hari. Sekitar lima ratus sampai tiga ribu pengunjung bisa datang setiap harinya. "Di sini sih ramai terus," kata Atma.

Nama Duren Jatohan itu sendiri diambil bukan karena durian di sini semuanya sudah jatuh dari pohon. Melainkan untuk menggambarkan bahwa durian ini benar-benar matang sempurna sebelum dipanen.

"Maksudnya durennya matang di pohon. Enggak dibrongkos, atau disekep," ujar Atma menjelaskan.

Uniknya warung durian ini memberikan garansi pada durian yang dijualnya. Kalau tak sesuai keinginan, langsung diganti.

"Busuk satu pongge ganti duriannya. Kalau minta pahit, kasih yang pahit. Yang alkoholnya tinggi. Kalau minta yang legit kita kasih yang legit."

Jika sedang tidak musim, durian bergaransi tersebut dibanderol dengan harga Rp 40 ribu - Rp 100 ribu. Sedangkan yang tanpa garansi dihargai Rp 15 ribu - Rp 30 ribu. "Kalau musim, semuanya garansi," kata Atma menambahkan.

Selain buah durian asli, Anda juga bisa menikmati penganan rasa durian lainnya, dari bada sop durian, serabi durian, es krim durian, pancake, wajik, dodol, sampai kripik biji durian.  

Bagi yang tak suka durian, jangan khawatir. Masih bangak menu non-durian yang tersedia di DJHA dan sekitarnya. Selain itu ada juga hasil bumi lainnya seperti petai, manggis, dan banyak lagi. Jika ingin mampir, DJHA ini buka 24 jam.

(win/mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER