Jakarta, CNN Indonesia -- Tak punya acara di hari libur ini? Bagaimana kalau liburan kali ini jadi kesempatan Anda untuk berwisata kuliner. Cobalah bertandang ke kawasan wisata kuliner Kelapa Gading. Namun kali ini wisata kuliner Kelapa Gading bukanlah wisata kuliner biasa.
Di kawasan ini, festival kuliner Kampoeng Tempo Doeloe sedang berlangsung. Kampoeng Tempo Doeloe adalah bagian dari rangkaian acara tahunan Jakarta Fashion and Food Festival. Di sini Anda bisa mencicipi aneka ragam kuliner tradisional yang dijamin bisa memuaskan selera makan. Diisi dengan lebih dari 200 ragam hidangan dari 117 tenant makanan dari penjuru negeri, Kampoeng Tempo Doeloe dijamin jadi lokasi sempurna memanjakan mata, lidah, dan perut.
Bukan cuma itu, dalam penyelenggaraannya yang ke-12 tahun ini, Kampoeng Tempo Doeloe menghadirkan suasana Pelabuhan Sunda Kelapa yang ikonik dan sederhana di tengah mewahnya mal La Piazza.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suasana semarak festival, alunan musik tradisional atau layar tancap dengan film
jadul yang mengocok perut akan jadi teman menyantap makanan tradisional yang unik dan enak. Kerak Telor Buncit, Gudeg Jogja Laminten, Mi Kocok Bandung Marika, Nasi Campur Kencana, Bakso Nyuknyang 8, Ketupat Rusmini, Makanan sehat Jingsi by Tzu Chi sampai es yang super nikmat Es Duren Iko Gantinyo. Serabi Solo Notosuman, udang penyet, warung bebek rawit, nasi goreng babat, dan ganggan belitung juga bisa jadi pilihan bersantap yang sempurna.
Sebelum buru-buru menuju Pelabuhan Sunda Kelapa ini, simak beberapa rekomendasi makanan unik dan langka yang wajib Anda cicipi.
Panas-panas memang enak minum es. Apalagi kalau esnya dibuat dari si raja segala buah, durian. Gerai Es Duren Iko Gantinyo hadir di Kampoeng Tempo Doeloe untuk memuaskan rasa kangen Anda pada citarasa es duren yang nikmat.
Sesuai tagline mereka, "es duren yang sabananyo (es duren yang sebenarnya)," setiap suapan es duren masuk mulut, Anda akan merasakan kemewahan rasa durian yang kental.
Meski tak menghadirkan sebiji buah utuh dalam esnya, namun rasa duriannya masih sangat terasa dimulut. Halus, lembut, namun kental rasa durian. Tapi, mungkin saja karena yang dipesan adalah es durian kecil. Siapa tahu kalau es durian spesial, maka akan ada tambahan buah di dalamnya.
Namun es duren ini sepertinya mengalami sedikit modifikasi. Dalam segelas es ini, sang penjual berkreasi dengan menambahkan jeli aneka bentuk. Di atasnya kemudian ditambahkan es serut salju. Setelahnya, es durian lembut akan dituang ke atasnya. Tak lupa, siraman susu kental manis putih dan cokelat ditambahkan di atasnya untuk memperkaya rasa.
Gerai ini menghadirkan berbagai variasi es durian. Misalnya, es durian, es durian spesial, es krim durian, dan juga es pokat durian yang merupakan kombinasi dari buah alpukat dan durian. Harga jualnya pun tak mahal. Es durian ini dijual dengan harga Rp 16.000-31.000 saja.
Siapa tak suka telur? Rasanya hampir semua orang menyukainya. Tapi, pasti bosan juga kalau makan telur hanya dalam "format" yang itu-itu saja. Hanya telur dadar, rebus atau mata sapi.
Kampoeng Tempo Doeloe menghadirkan gerai jajanan telur yang unik. Konsep jajanan ini sebenarnya sederhana, namun sang penjual menghadirkan telur dalam bentuk yang kreatif dan unik. Telurnya dibuat menjadi sate telur. Biasa? Jangan salah sangka dulu.
Sate telur ini dibuat dari telur kocok lepas yang diorak-arik. Telur ini digoreng dan dibuat bersarang seperti halnya bandeng sarang. Pun telurnya tak ditusuk manual seperti saat membuat sate ayam.
Telur yang sudah dikocok lepas kemudian dituang ke dalam minyak panas. Saat telur sudah membentuk serabut, sebatang tusuk sate disiapkan untuk mengumpulkan serabut telur jadi satu. Caranya persis seperti saat membuat gulali warna-warni. Voila! Jadilah telur gulung. Kreatif!
Ada dua jajanan telur yang dihadirkan di gerai ini, yaitu telur gulung dan sosis gulung. Proses pembuatan sosis gulung pun tak jauh berbeda, hanya di dalam tusuk satenya sudah ada sosis sapi yang ditusukkan.
Sate sosis dan telur ini disantap dengan tambahan saus cabai yang tak terlalu kental dan tak pedas. Cita rasanya saling melengkapi. Ya bagaimana pun telur dan saus memang jodoh yang cukup ideal untuk camilan ini. Kalau tak disantap dengan saus, telur akan terasa biasa saja.
Sekadar saran, satu porsi camilan ini berisi empat tusuk. Ada baiknya untuk memilih kombinasi sosis dan telur. Selain itu, ada baiknya juga untuk berbagi dengan teman. Terlalu banyak menyantapnya, seperti terlalu banyak makan telur, bisa membuat perut terasa eneg dan kekenyangan.
Seporsi telur gulung dijual dengan harga Rp 15.000, sosis gulung Rp 17.000 dan telur dadar mini Rp 15.000. Kalau makan siang atau makan malam yang berat adalah tujuan Anda datang ke KTD, maka nasi adalah pilihan yang sangat tepat. Kreasi kuliner yang unik dan kreatif berbahan dasar nasi yang bisa dipilih di sini adalah nasi ungu.
Nasi ungu dari gerai Nasi Ungu Sate Lilit ini adalah pilihan yang unik dan sehat untuk bersantap. Bukan cuma unik untuk dimakan, tapi yang pasti, nasi ungu ini juga bisa jadi bahan untuk foto-foto makanan alias foodstagram yang unik. Tak dimungkiri, kebiasaan ini sudah jadi semacam gaya hidup masyarakat masa kini.
Seperti namanya, nasi ungu ini memiliki warna yang benar-benar ungu. Warna ungu ini bukan dibuat dari pewarna buatan, melainkan dari pewarna alami tumbuhan. Untuk menghasilkan warna ungu, sang penjual menggunakan bahan pewarna dari ubi ungu.
Ubi ungu ini dimasak bersama dengan beras sehingga bahan pewarnanya akan meresap ke dalam beras sampai tanak. Jangan takut, karena ubi ungu ini tidak akan merusak rasa nasi. Rasa nasinya tidak berubah sama sekali, melainkan hanya mengubah warna dan aroma harumnya.
Sepaket nasi ungu ini dipasangkan dengan sate lilit ayam. Sate lilit ayam ini terlihat menggoda karena aromanya yang lezat. Di atas panggangan, sate lilit berwarna kecokelatan mengilat karena olesan minyak.
Untungnya nasi ungu ini masih disandingkan sambal honje. Dan kenyataannya, sambal honje atau sambal kecombrang ini punya rasa yang juara enaknya.
Kisaran harga di gerai ini mulai Rp 7-29.000. Seberapa sering Anda menikmati segelas cincau hijau yang menyegarkan? Cincau hijau memang sudah mulai langka ditemukan. Biasanya cincau hijau ini ditemukan di Bogor, Jawa Barat. Atau, cincau hitam dengan aneka rasa yang biasanya ditemukan di supermarket.
Cincau hijau dikenal bisa menghilangkan panas dalam. Campuran es serut, santan encer, sirup merah atau sirup gula yang manis akan membuat hari Anda makin menyegarkan.
Anda bisa menikmati es cincau hijau ini langsung di 'Pelabuhan Sunda Kelapa' atau dibungkus dan dibawa pulang. Segelas cincau hijau ini dihargai Rp 9.000 dan Rp 15.000 per bungkusnya.
Ayam tangkap adalah masakan khas Aceh. Sebenarnya, ayam tangkap ini tak berbeda dengan ayam goreng pada umumnya. Namun ayam tangkap ini dimasak dengan tambahan bumbu daun-daun aromatik. Daun-daun aromatik yang digunakan adalah daun khas Aceh.
Potongan ayam yang digoreng renyah ini lantas dimasak kembali dengan daun temurui, daun pandan, sereh, cabai hijau dan bawang merah. Daun-daunan ini menambahkan sentuhan cita rasa masakan Aceh yang memang punya bumbu kuat.
Selain nasi ayam tangkap, gerai ini juga menyediakan sajian bebek tangkap. Menu ini memang unik, karena biasanya hanya ayam saja yang diolah jadi sajian ini. Namun dengan tekstur bebek tentunya berbeda dengan ayam, rasa gurihnya pun cukup berbeda.
Yang pasti, jangan lupa santap sajian ini dengan tambahan cocolan sambal yang pedas. Dijamin makin nikmat. Sajian bakmi memang jadi salah satu pilihan makanan pengganti nasi yang banyak disukai. Jika ingin makan mi, sambangi saja bakmi kepiting chuan chuan.
Di sini, Anda bisa memilih berbagai kreasi mi dengan tambahan daging kepiting, daging ayam, pangsit dan bakso. Mi-nya dibuat seperti mi yamin dengan kuah terpisah.
Bukan cuma mi saja yang punya rasa gurih, namun rasa gurih juga akan didapatkan dari kuahnya.