Jakarta, CNN Indonesia -- Minum minuman beralkohol dikaitkan dengan perilaku agresif, kecelakaan, dan kesehatan buruk. Namun, banyak juga di antara kita yang memilih untuk minum karena alasan bersosialisasi.
Hal ini disebabkan, alkohol bertindak di sirkuit otak tertentu yang membuat seseorang merasa gembira dan kurang cemas. Alkohol juga dapat membuat seseorang lebih empatik, dan menyebabkan kita melihat orang lain lebih menarik.
Namun, mengapa reaksi ini terjadi, dan apakah efek positif alkohol ini terjadi pada setiap orang yang berinteraksi dengan kita.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alkohol adalah obat, satu dari tiga yang paling umum digunakan di dunia, bersama dengan nikotin dan kafein. Ketika kita minum, alkohol mengikat jenis reseptor tertentu di otak dan meningkatkan aktivitas kimia otak alami yang disebut GABA.
Pengaruh alkohol yang terjadi pada seseorang sebagian besar tergantung pada dosis, dan lokasi reseptor
GABA ini di dalam otak. Berikut adalah pengaruh-pengaruh alkohol pada otak dan perilaku, seperti dilansir laman independent.
Di awal sesi minum, tindakan alkohol terhadap sistem GABA akan meningkatkan kadar dopamin, neurotransmitter yang terbentuk di otak. Senyawa ini memberikan perasaan sejahtera dan perasaan euforia ringan.
Alkohol juga memengaruhi reseptor GABA yang menggangu aktivitas sirkuit otak sehingga membuat kita merasa cemas. Pada dosis yang lebih tinggi, alkohol menonaktifkan set kedua pada sirkuit otak yang mengontrol rasa takut. Akibatnya, rangsangan mengancam tidak akan tampak menakutkan.
Alkohol juga mengganggu kemampuan seseorang menghitung risiko, sehingga pada situasi di mana kita biasanya menghindarinya, sekarang hal tersebut tampak mengundang perhatian.
Semua ini menunjukkan alkohol sebagai fasilitator interaksi sosial. Serta membuat seseorang jadi lebih empatik. Penelitian laboratorium juga menunjukkan, minum alkohol dapat membuat seseorang lebih percaya kepada orang lain, dan menjadi lebih murah hati, meskipun hanya sementara.
Di sisi lain, minum alkohol sampai mabuk dikaitkan dengan perilaku kekerasan. Ini adalah situasi yang kompleks. Penelitian laboratorium menunjukkan, alkohol meningkatkan agresi. Misalnya, meningkatkan kemauan untuk menyerang orang lain.
Namun, efek ini sebagian besar terbatas pada mereka yang secara intrinsik agresif pada kejadian pertama. Sama halnya dengan kemampuan alkohol yang dapat merusak kemampuan seseorang memahami maksud orang lain.
Otak mengandung sirkuit tertentu, yang menghubungkan bagian korteks prefrontal, amigdala dan temporal parietal junction, yang menangani kemampuan sosial kognitif. Sehingga, kemampuan kita memahami perspektif jiwa dan motivasi seseorang dengan cara tertentu tidak dapat diandalkan.
Dosis alkohol yang sangat besar dapat meninggalkan fungsi sirkuit ini, yang menyebabkan gangguan seperti bentuk demensia.
Alkohol juga menghambat kemampuan seseorang untuk secara akurat menginterpretasikan ekspresi emosional dalam wajah. Saat minum minuman beralkohol, seseorang akan cenderung keliru menganggap beberapa ekspresi wajah negatif adalah senang.
Para ahli menduga, hal yang sama terjadi ketika dia mengidentifikasi wajah sedih dan marah. Akibatnya, orang yang mabuk akan cenderung membuat kesalahan sosial memalukan.
Salah satu aspek penting, tapi sering diabaikan, efek alkohol pada fungsi sosial berkaitan dengan bagaimana seseorang memandang anggota dalam dan anggota luar kelompok. Alkohol tampaknya mendorong seseorang terikat dengan anggota di dalam kelompok.
Meski demikian, itu tergantung pada bagaimana kita memperlakukan orang di luar kelompok tersebut. Demikian pula, alkohol membuat anggota di dalam kelompok tampak lebih menarik, tetapi efek ini tidak mencakup anggota kelompok lain.
Harus ditekankan, efek-efek yang dijelaskan akan berpotensi kebalikannya setelah peminum tersadar. Namun, menegak minuman beralkohol secara berlebihan dapat menyebabkan kerusakan otak dan gangguan kognitif, fungsi memori buruk, juga masalah kejiwaan, contohnya depresi, psikosis, kecemasan, dan bunuh diri.
Jadi secara keseluruhan, alkohol bisa jadi teman, bahkan membuat seseorang lebih ramah, tapi hanya untuk kelompok orang tertentu, dan mereka mungkin tidak selalu membalas keramahan Anda.