Surat Cinta 70 Tahun dan Tragedi Asmara Saat Perang Dunia II

Christina Andhika Setyanti | CNN Indonesia
Selasa, 26 Mei 2015 14:15 WIB
Sebuah surat cinta bukan cuma soal jadi kenang-kenangan yang romantis, tapi juga jawaban atas sebuah tragedi.
ilustrasi (Thinkstock/MrKornFlakes)
28 Mei 1944

Sayang,

Ini sudah hari Minggu lagi, minggu malam. Aku rasa ini adalah hari yang paling sepi sepanjang minggu untukku. Aku begitu kesepian juga untuk kamu, Frank sayang, Oh tapi aku tahu, kalau aku bukanlah satu-satunya orang yang begitu. Ada jutaan orang sepertiku, berharap dengan semua kekuatan hati dan pikiran mereka untuk mengembalikan perdamaian dan orang yang dicintai. Dee sedang tidur di Minggu malam ini, dan radio memainkan musim lama dan indah. Tapi aku berpikir saat Minggu malam, saat kamu datang dan mendengarkan musik bersama-sama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengajak ayah untuk main bisbol hari ini, pergi bersama Dee, mungkin dia akan belajar main bisbol seperti ayahnya.

Aku memujamu, Polly.

5 Juni 1944

Sayang, Ini adalah musim panas yang indah. Aku duduk di meja dapur (dan bahkan tak perhatikan suara lemari es). Hanya dengan mengangkat kepala dan keluar jendela, aku bisa melihat bulan purnama yang berwarna keperakan. Itu indah, sayang, benar-benar indah, dan ini berhasil membuat aku sangat sentimental.

Aku mulai berpikir bahwa aku jadi kebal terhadap pesona bulan ini. Begitu sering aku melihat bulan ini tanpamu, dan membuat aku jadi gila untuk berkata sendiri, 'Ini cantik, iya, lalu kenapa?"

Ini tidak benar, tapi sayang, aku melihat bulan yang bersinar ini juga bersinar di atas mu juga, mengisi ku dengan cinta. Meskipun itu hanya mimpi sekarang, tapi ini adalah janji masa depan yang gemilang. Aku benar-benar mencintaimu.

Polly.

6 Juni 1944

Frank terbunuh saat perang. (chs/mer)

HALAMAN:
1 2 3 4
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER