Jakarta, CNN Indonesia -- Meski tak semua orang merasakannya, tak lama setelah menenggak kopi, panggilan alam biasanya langung menyusul. Yakni keinginan untuk buang air besar.
Tapi apa sebenarnya yang membuat perasaan dan dorongan itu muncul? Benarkah kopi sebagai penyebabnya atau hanya sugesti semata?
Sudah sering diinformasikan bahwa kopi terutama yang masih mengandung kafein bersifat diuretik ringan. Artinya di dalam kopi akan membuat tubuh lebih sering mengeluarkan cairan dibanding keadaan normal. Saat itulah keinginan untuk berkemih lebih sering terjadi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Efek diuretik dari kafein bisa sangat bervariasi tergantung faktor jenis kelamin, kadar aktivitas dan apakah anak terbiasa atau tidak dengan efek itu.
Tapi kafein juga ternyata juga bersifat laksatif pada beberapa orang yang lebih sensitif. Artinya kandungan kimiawi kopi bisa membuat otot usus besar berkontraksi. Ini adalah kontraksi atau gerakan yang sama seperti setelah kita makan.
“Kita tahu bahwa manfaat kafein karena minum secara teratur jauh lebih baik untuk efek laksatifnya dibanding jenis decaf atau tanpa kafein,” kata William DePaolo, profesor bidang mikrobiologi dan imunologi dari Keck School of Medicine di USC kepada
Huffington Post.
“Efek itu bisa didapat mulai dari 80 miligram sampai 135 miligram kafein dalam delapan ons cangkir kopi seduh, dan lebih dari 175 miligram dalam setetes kopi,” kata DePaolo melanjutkan.
Sebagai perbandingan minuman berkarbonasi hanya memiliki 34 miligram kafein, yang menjelaskan mengapa minuman jenis ini tidak terlalu bersifat laksatif.
Sifat asam kopi juga menyebabkan peningkatan produksi asam empedu di tubuh, kata DePaolo. Liver memproduksi asam empedu di tubuh yang disimpan di kandung empedu. Kopi bisa membuat kandung empedu melepaskan asam empedu ke pencernaan, hingga muncullah diare.
“Diluar biji kopi itu sender, pemanis dan berbagai produk suss dan non susu yang ditambahkan ke secangkir kopi menambah tekanan di pada peminum kopi juga,“ kata ahli di American Gastroenterological Association, Dr. Jay Kuemmerle dari Virginia Commonwealth University.
Pemanis buatan di kopi campur bisa menyebabkan kembung, gas dan diare. Produk susu seperti susu atau krim mengandung laktosa yang bisa memicu diare dan keluhan pencernaan lain pada orang-orang yang mengalami laktosa intoleran.
Bahkan diantara mereka yang tidak intoleran pun kemapuan mencerna laktosa cenderung menurun seiring bertambahnya usia.
Jika digambungkan semua, cukup mengejutkan bagaimana semua itu bisa membuat orang jadi lebih sering ingin ke toilet.
Jadi sebenarnya berapa ukuran kopi yang dianggap terlalu banyak. Para ahli menyebut dua sampai tiga cangkir kopi bisa menyebabkan diare pada sejumlah orang seperti yang menjadi kesepakatan di International Foundation for Functional Gastrointestinal Disorders.
“Mengganti kopi dengan yang lebih sedikit kafein yakni sekitar 3-4 miligram kafein, mungkin bia meringankan efeknya, tapi bukan menghilangkan sama sekali,” kata Kuemmerle.
(utw/utw)