Deteksi Dini Gejala Stroke dengan Teknologi MRA

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Kamis, 25 Jun 2015 11:20 WIB
Stroke merupakan penyebab kematian akibat penyakit nomor wahid di Indonesia. Angka kematian akibat stroke pun melonjak setiap tahun.
Ilustrasi (pixologicstudio/Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Stroke merupakan penyebab kematian akibat penyakit nomor wahid di Indonesia. Angka kematian akibat stroke pun melonjak setiap tahun.

Merujuk pada data Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan, stroke merenggut 41.590 nyawa masyarakat Indonesia. Sementara itu, mengacu pada penelitian Riset Kesehatan Dasar Balitbangkes, prevalensi stroke juga mengalami peningkatan dari 8,3 per 1000 pada 2007 menjadi 12,1 per 1000 pada 2013 untuk responden 15 tahun ke atas.

Bahayanya, tak banyak orang menyadari gejala stroke yang awalnya memang terasa biasa saja. "Biasanya, gejalanya adalah sakit kepala berdenyut-denyut sudah lama, terus-terus menerus, enggak hilang-hilang, bahkan makin parah di tempat yang sama. Enggak mungkin berpindah tempat," ujar dokter spesialis saraf Rumah Sakit Pondok Indah, Rubiana Nurhayati, sesaat setelah menggelar jumpa pers di Jakarta, Rabu (24/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Denyut tersebut terjadi karena adanya penyumbatan atau penyempitan pembuluh darah yang merupakan pemicu utama stroke. "Sampai sekarang belum diketahui pemicu penyempitan itu, tapi biasanya genetik karena darah kental. Bisa juga karena gorengan dan rokok.”

Deteksi gejala stroke biasa dilakukan dengan teknologi Magnetic Resonance Imaging (MRI) atau pemindaian otak. Namun, ada kekurangan dalam sistem pindai ini.

"Karena hanya bagian otak, jadi kalau ada penyempitan atau kelainan pembuluh darah yang kecil, tidak terlihat. Jika sudah besar, baru akan terlihat bentuknya seperti cacing," kata Rubiana.

Untuk mengatasi kekurangan tersebut, Rubiana menyarankan khalayak untuk melakukan tes Magnetic Resonance Angiography (MRA).

"MRA itu memberikan hasil hampir sama dengan CT Scan jadi terlihat jelas sampai pembuluh darah. Dengan demikian, akan langsung terlihat ada atau tidaknya penyempitan atau kelainan pembuluh darah," tutur Rubiana.

Kelebihan lain dari MRA adalah teknik ini tidak menggunakan radiasi sinar sehingga lebih aman untuk kalangan tertentu, terutama ibu hamil.

Untuk mendapatkan pemindaian selama 3-8 jam ini, pasien harus merogoh kocek setidaknya sekitar Rp 3,5-4 juta.

Namun, Rubiana menekankan bahwa MRA bukan pengobatan, melainkan pencegahan stroke. "Kalau sudah stroke harus ada tindakan lain, seperti coilling atau clipping," ucapnya.

Kendati demikian, Rubiana tetap menyarankan orang untuk waspada. "Stroke itu seperti tsunami. Bekas yang ditinggalkan parah. Serangan hanya sebentar, tapi cacatnya sulit dihindari dan harus mendapatkan terapi medis," katanya.


(mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER