Jakarta, CNN Indonesia -- Pernahkah Anda merasa sangat bergembira apabila di waktu berbuka puasa melihat makanan karbohidrat seperti gorengan atau nasi? Jika Anda merasa seperti itu, itu adalah hal yang wajar. Apalagi setelah seharian berpuasa menahan haus dan lapar.
Ternyata, ada penjelasan logis mengapa orang merasa lebih bahagia saat bertemu nasi ataupun jenis karbohidrat lainnya, bukan hanya karena orang Indonesia belum makan jika belum makan nasi.
"Otak mempunyai kecenderungan mengeluarkan euforia ketika kita melihat karbohidrat, karena otak menyadari bahwa makanan yang mengandung karbohidrat adalah yang dibutuhkan untuk asupan nutrisi ke otak," kata Rizal Alaydruz, dokter dan konsultan gizi olah raga ketika ditemui CNN Indonesia di Menteng, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena kebutuhan otak atas karbohidrat yang penting itulah, dokter yang juga pemain film dan model ini mengatakan diet karbo dalam bentuk apapun tidak pernah dibenarkan oleh dunia kesehatan. “Karena otak membutuhkan karbohidrat untuk berpikir dan mengatur tubuh.”
Selain dari kebutuhan untuk otak, pada dasarnya setiap tubuh manusia membutuhkan asupan energi pada kisaran rata-rata 2000 kalori. Menurut Rizal, kebutuhan paling rendah dari manusia adalah 1500 kalori.
Untuk mengetahui jumlah makanan yang diasup, memang diakui oleh Rizal membutuhkan pengetahuan tersendiri serta keinginan untuk mencari tahu jumlah kalori dalam setiap makanan. Namun, dengan kecanggihan teknologi seperti saat ini, bukan mustahil pengetahuan itu dengan mudah didapat.
"Tubuh punya mekanisme untuk mengonsumsi karbohidrat lebih dahulu ketimbang protein. Meski penting, porsi karbohidrat akan lebih baik pada tataran cukup, protein lebih sedikit tidak masalah, dan jangan lupa serat dan lemak," kata Rizal. "Lemak pilih yang baik."
Lemak memiliki peranan dalam mencerna vitamin, terutama vitamin A, D, E, dan K. Selain untuk mencerna vitamin, lemak juga berfungsi sebagai menjaga suhu tubuh tetap hangat. Sumber lemak sendiri dapat berasal dari hewani dan nabati seperti alpukat dan kacang-kacangan.
(mer)