Jakarta, CNN Indonesia -- Tatapan bayi yang baru lahir dapat memberi petunjuk, tentang apakah mereka akan mengalami masalah perilaku sebagai anak, seperti diungkapkan para ilmuwan.
Pola mencari bayi, pada beberapa hari pertama kelahiran mereka, dapat menunjukkan hiperaktifitas dan hubungan bermasalah dengan anak-anak lainnya ketika mereka tumbuh.
Para ilmuwan dari Universitas Birkbeck, London, Universitas Metropolitan London, dan Universitas Padua di Italia, menemukan bahwa perhatian visual bayi ke objek adalah faktor penentunya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Angelica Ronald, penulis penelitian dari Universitas Birkbeck mengatakan, “Kami menemukan bahwa untuk pertama kalinya ada hubungan signifikan antara cara melihat bayi yang baru lahir pada gambar dan temperamen serta perilaku mereka di kemudian hari, seperti hiperaktif.”
“Waktu memandang relatif lama terhadap stimulus dari bayi yang baru lahir dikaitkan dengan masalah perilaku yang lebih sedikit dan perilaku impulsif lebih sedikit, serta perilaku yang terlalu aktif di masa pertengahan ketika anak-anak.”
Tim peneliti dari Italia, yang dipimpin Profesor Teresa Farroni, mempelajari perhatian visual 180 bayi yang baru lahir, antara 2004 dan 2012, di sebuah bangsal bersalin rumah sakit Monfalcone, Italia utara.
Bayi-bayi, yang semuanya berusia antara satu dan empat hari, ditunjukkan serangkaian gambar. Peneliti kemudian mengukur durasi perhatian mereka.
Untuk menindaklanjuti, keluarga dari 80 bayi tersebut dihubungi ketika anak-anak mereka berusia tiga sampai sepuluh tahun. Orang tua diminta untuk menilai temperamen dan perilaku anak-anak mereka, menggunakan kuesioner psikologis standar.
Para ilmuwan berfokus pada tiga aspek utama temperamen dan perilaku. Pertama, para ilmuwan memeriksa 'effortful control', yang merupakan kemampuan untuk mengatur emosi.
Kontrol usaha kurang dikaitkan dengan sifat impulsif dan hiperaktif yang lebih besar, dan dianggap sebagai salah satu indikator seorang anak mengembangkan ADHD.
Kedua, para ilmuwan meneliti 'surgency', yang merupakan sifat temperamental, yang menggambarkan kecenderungan tingginya tingkat ekstraversi, gerakan, dan impulsif. Hal tersebut dikaitkan dengan agresi dan masalah perilaku pada anak-anak.
Akhirnya, para peneliti menganalisis 'kesulitan perilaku' yang mencakup berbagai perilaku bermasalah, termasuk hiperaktif, kurangnya perhatian, perilaku masalah, masalah emosional, masalah dengan pertemanan.
Para ilmuwan lalu membandingkan waktu perhatian bayi baru lahir rata-rata dengan perilaku temperamental di masa kanak-kanak.
Mereka menemukan, bayi baru lahir yang menatap setiap gambar untuk jangka waktu yang lebih pendek cenderung lebih hiperaktif dan impulsif di masa kanak-kanak, dibandingkan bayi yang membalas tatapan objek lebih lama.
(win/mer)