Orang yang Stres Pasca Trauma Lebih Berisiko Serangan Jantung

Windratie | CNN Indonesia
Senin, 06 Jul 2015 13:16 WIB
Perempuan dengan gejala gangguan stres pasca trauma (PTSD) dapat memiliki peningkatan risiko serangan jantung dan stroke, berdasarkan penelitian terbaru.
Sekitar sepuluh persen perempuan diperkirakan mengembangkan gangguan stres pasca-trauma (PTSD) selama masa hidup mereka. (CNN Indonesia internet/ Helga Weber/Flickr)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perempuan dengan gejala gangguan stres pasca trauma (PTSD) dapat memiliki peningkatan risiko serangan jantung dan stroke, berdasarkan penelitian terbaru.

Perempuan dengan gejala terbanyak, sekitar 60 persen lebih mungkin mengembangkan penyakit jantung, dibandingkan perempuan yang tidak pernah mengalami trauma, kata para peneliti yang melaporkan dalam jurnal Asosiasi Jantung Amerika.

“Perempuan yang memiliki PTSD harus menyadari, mereka berada pada peningkatan risiko penyakit kardiovaskular atau stroke,” kata Jennifer Summer, penulis utama penelitian, dari Columbia University Mailman School of Public Health di New York.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia juga mengatakan, dokter yang mengobati perempuan dengan PTSD harus memerhatikan faktor risiko kardiovaskular mereka. PTSD dapat terjadi setelah pengalaman traumatis. Orang dengan PTSD dapat menghidupkan kembali trauma, menghindari situasi tertentu, menjadi terlalu sadar dalam situasi tertentu, atau mati rasa secara emosional.

Sekitar sepuluh persen perempuan diperkirakan mengembangkan PTSD selama masa hidup mereka, dibandingkan dengan sekitar lima persen laki-laki, kata para peneliti.

Sebelumnya, PTSD telah dikaitkan dengan penyakit kardiovaskular. Namun, kebanyakan penelitian melibatkan veteran militer laki-laki, kata Summer, seperti dilansir dari laman Reuters.

Untuk studi baru ini, para peneliti menggunakan data dari hampir 50 ribu perawat perempuan, yang kesehatannya dilacak selama lebih dari 20 tahun. Dimulai pada 1989, ketika mereka berusia 25 hingga 42 tahun.

Selama kurun waktu tersebut, 277 perempuan mendapat serangan jantung, dan 271 terserang stroke.

Pada 2998, perempuan-perempuan mengisi kuesioner tentang eksposur terhadap peristiwa traumatik dan tujuh gejala potensial PTSD. Gejala-gejala tersebut termasuk, menjauh dari tempat atau kegiatan yang mengingatkan mereka akan peristiwa traumatik.

Gejala lain, kehilangan minat dalam kegiatan yang dulunya penting atau menyenangkan, merasa sulit merasakan cinta dan kasih sayang, gelisah atau mudah terkejut oleh suara atau gerakan. Gejala-gejala ini bertahan lama setelah peristiwa traumatik terjadi.

Para peneliti menemukan, terpapar peristiwa traumatis serius tanpa gejala PTSD dikaitkan dengan 45 persen peningkatan risiko serangan jantung atau stroke, dibanding mereka yang tidak terkena trauma.

Di antara perempuan yang melaporkan empat atau lebih gejala PTSD, risiko terkena serangan jantung atau stroke 60 persen lebih besar, dari perempuan yang pernah mengalami trauma.

Setelah menyesuaikan hasil dengan perilaku kesehatan perempuan, para peneliti menemukan, gejala PTSD dengan peningkatan risiko disebabkan oleh perilaku merokok, penggunaan alkohol, aktivitas fisik,dan diet.

(win/mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER