Agar Tak Kebakaran Jenggot Ditanya 'Kapan Kawin' Saat Lebaran

Windratie | CNN Indonesia
Jumat, 17 Jul 2015 10:10 WIB
Agar tidak merasa pertanyaan ‘kapan kawin?’ sebagai beban, Rose Mini memberikan sarannya.
Menurut Rose Mini, psikolog di Universitas Indonesia, pada waktu seseorang jengah, tidak nyaman ditanyai seperti itu, dampaknya orang tersebut jadi malas bertemu orang lain, bersosialisasi, atau menanggapi pertanyaan. (REUTERS/Cathal McNaughton)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bukannya bahagia menyambut Hari Raya Idul Fitri, ada orang yang panik menyambut Lebaran. Seperti yang dialami Tessa (29). “Seminggu menjelang Lebaran, gue rasanya menghitung hari, enggak bisa tidur. Pasti waktu kumpul keluarga di rumah bude, gue akan diberondong pertanyaan ‘kapan married?’ seperti tahun-tahun sebelumnya.” 

Sampai-sampai perempuan yang berprofesi sebagai jurnalis ini memilih untuk bekerja di hari Lebaran. “Gue sudah minta piket pas lebaran supaya nanti enggak harus ketemu saudara-saudara gue,” katanya. Ketakutan seperti itu bukan hanya dialami Tessa, banyak para lajang, baik perempuan ataupun laki-laki, yang seolah kebakaran jenggot ketika Lebaran datang.

Menurut Rose Mini, psikolog di Universitas Indonesia, pada waktu seseorang jengah, tidak nyaman ditanyai seperti itu, dampaknya orang tersebut jadi malas bertemu orang lain, bersosialisasi, atau menanggapi pertanyaan. “Kalaupun menanggapi, dia akan menjadi judes,” kata Rose Mini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jelas sikap tersebut tidak baik dalam persaudaraan. Namun, bukan berarti kita tidak bisa mencegahnya. Bagaimana menyikapi pertanyaan ‘kapan kawin?’ agar tidak menjadi beban dalam hidup Anda? Rose Mini menyarankan, tanggapilah dengan santai.

“Iya santai. Sebenarnya itu bagian dari hidup kita.” Menurut perempuan yang akrab disapa Bunda Romi itu, orang-orang yang belum menikah bukan lah urusan orang lain, itu urusan dirinya sendiri.

“Tapi karena dia hidup di masyarakat, orang-orang itu bertanya karena ada suatu pakem di masyarakat yang mengatakan orang umur sekian seharusnya sudah menikah. Makanya pertanyaan itu timbul. Dan pertanyaan itu juga enggak salah-salah banget juga.”

Menurut Rose Mini, ada banyak orang yang memilih untuk tidak menikah. “Dia lebih baik meningkatkan karier, bersekolah, kuliah.” Sementara, sebetulnya dalam kehidupan itu ada banyak hal lain yang harus dipikirkan, termasuk salah satunya adalah mencari jodoh, atau perkawinan, kata Rose Mini.

Agar tidak merasa pertanyaan ‘kapan kawin?’ sebagai beban, Rose Mini memberikan sarannya. “Pertama, itu bukan urusan hidup dan mati. Tapi urusan itu memang bagian dari kehidupan,” ucapnya. Yang kedua, memang benar orang lain tidak harus terlalu mengurusi masalah orang lain. Namun, lihatlah dari tolah ukur berpikiran positif, kata Bunda Romi.

“Mereka mengurusi kita karena sayang dan concern, itu sebabnya mereka bertanya.”

Kemudian, jangan terlalu beban ketika ada saudara yang ingin menjodohkan Anda dengan seseorang. “Ada orang yang sudah beban banget kalau dibilang mau dikenalin sama seseorang. Kayanya zaman Siti Nurbaya mau dijodohkan,” ujar Bunda Romi.

Tanggapi dengan santai. “Eh boleh dong oke, hanya kenalan kan, bukan kawin besok?” Anggap pertanyaan tersebut sebagai hal yang ringan, agar Anda tidak menjadi beban. Pikirkan bahwa hal tersebut barangkali kesempatan bertemu dengan jodoh Anda.

“Tapi kalau pilihan Anda memang belum mau menikah dulu untuk hari ini sampai besok, menurut saya sah-sah saja,” kata Rose Mini. Hanya saja, Bunda Romi mengingatkan, perempuan memiliki batas waktu biologis.

“Secara biologis perempuan akan mengalami menopause. Kalau misalnya dia menikah terlalu terlambat, kemungkinan memiliki anak jadi lebih sulit.” Bunda Romi mengatakan bahwa semua hal itu harus dilihat dan dipikirkan. Kalau sudah dipikirkan dan memilih, maka itu sudah jadi bag¬ian dari kerangka apa yang ingin dia tuju ke depan. (win/mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER