Jakarta, CNN Indonesia -- Suguhan audio visual dalam film sering kali menjadi media orang untuk berkelana menembus ruang dan waktu. Set film dibangun sedemikian rupa dengan bujet yang tentu tidak kecil.
Dalam banyak film, restoran menjadi latar adegan penting sehingga sangat membekas di benak penonton. Ternyata, beberapa restoran dalam film tersebut benar-benar ada di dunia nyata, bukan sekadar set yang dibangun lantas dihancurkan.
Para penggemar dapat menyambangi restoran tersebut dan menyelami lebih dalam adegan-adegan di film kesukaan mereka. Sekadar melihat dekorasi atau berimajinasi menjadi pelakon film.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut lima restoran dalam film yang tak hanya ada di layar kaca, tapi juga di dunia nyata seperti dilansir The Independent.
Dalam film arahan Sofia Coppola ini, Bill Murray dan Scarlett Johansson beradu peran sebagai orang asing kesepian yang terperangkap di Tokyo. Dalam satu adegan, karakter yang diperankan Murray, Bob, untuk pertama kalinya bertemu dengan Johansson sebagai Charlotte di sebuah restoran.
Restoran berdinding kaca yang menyuguhkan pemandangan kota modern tersebut ternyata benar-benar ada. Terletak di jantung kota Tokyo, restoran tersebut sebenarnya merupakan bagian cabang dari perusahaan Hyatt.
Bernama New York Grill Park Hyatt, restoran ini memamerkan lukisan-lukisan berlatar New York karya seniman Italia, Valerio Adami. Sebagian lukisan tersebut menghiasi dinding tempat penyimpanan 1.800 botol minuman anggur.
Makanan di restoran New York Grill Park Hyatt inipun tak perlu dipertanyakan. Koki di restoran ini sudah dilatih sehingga dapat memamerkan seni memasak tingkat tinggi di dapur terbuka kepada semua pengunjung.
Berbagai sajian Jepang disajikan dengan bahan dasar berkualitas tinggi, mulai dari daging impor, ikan segar dari pasar lelang pilihan, unggas yang dipanggang atau dibakar.
Setiap tengah malam, Gill Pender (Owen Wilson) berdiri di salah satu sudut kota Paris, menunggu mobil kuno yang akan membawanya menembus ruang waktu ke masa lampau. Pada satu malam dalam film Midnight in Paris tersebut, Gil berjanji temu dengan penulis kenamaan, Ernest Hemingway, untuk melihat novel yang sedang ia garap.
Di dunia nyata, restoran tersebut memang benar-benar ada dengan nama Polidor. Berdiri sejak 1845, Ernest Hemingway memang sering menyambangi restoran tersebut. Selain Hemingway, penulis bersejarah lainnya seperti Victor Hugo, Paul Verlaine, dan Arthur Rimbaud juga sering berkunjung ke restoran ini.
Terletak tak jauh dari Odeon Theatre, restoran ini menawarkan berbagai makanan khas Perancis, mulai dari mayo telur, siput, iga bakar, steak, daging sapi muda, daging babi garam dengan kacang-kacangan, dan steak sayap dengan bawang merah atau saus Tartar.
Belum sempurna satu restoran menjadi tempat para penulis mencari inspirasi jika tidak ada minuman. Polidor menjadi sempurna dengan suguhan minuman anggur dari berbagai kelas, mulai dari sampanye, anggur Spanyol, hingga berbagai merek mahal.
Seorang jutawan mata keranjang menyembunyikan kepribadian rahasianya sebagai pahlawan super. Bruce Wayne alias Batman, meninggalkan Gotham menuju London untuk menginterupsi kencan makan malam antara Rachel Dawes dan Harvey Dent di Criterion, Picadilly. Setelah merusak kencan tersebut, Wayne mengaku bahwa restoran itu merupakan miliknya.
Restoran ini memiliki sejarah bertebaran di setiap sudutnya. Di salah satu kursi di Criterion, Arthur Conan Doyle untuk pertama kalinya berimajinasi mengenai pertemuan antara Dr. Watson dan Sherlock Holmes. Di meja lainnya, ide demokrasi terlontar dalam perbincangan antara Winston Churchill dan David Lloyd George.
Sejarah terus berlanjut dengan rekaman gambar Restoran Criterion yang diabadikan dalam berbagai film Hollywood, seperti A Good Year, London Boulevard, dan Rush.
Selain mengawal sejarah, pihak pengelola pun tak main-main untuk menjaga kepercayaan pelanggan. Makanan dan minuman yang ditawarkan dijamin memiliki kualitas nomor wahid.
Semua sajian makanan laut diambil setiap pagi dari pasar lelang terbaik di Inggris. Daging yang disuguhkan juga berasal dari hewan peranakan langka yang dikembangbiakkan di perkebunan pribadi tanpa kandang. Pasta dan es krim yang ditawarkan juga merupakan produksi dari Criterion sendiri.
Film The Devil Wears Prada menguak sekelumit kisah mengenai kehidupan redaksional dalam majalah tata busana kelas atas, Runway. Andrea "Andy" Sachs (Anne Hathaway) yang baru saja lulus dari fakultas jurnalistik harus menghadapi pemimpin redaksi berwatak keras, Miranda Priestly (Meryl Streep).
Pada satu adegan, Andy sedang mencari naskah Harry Potter belum terbit yang hilang ketika ia diminta untuk membelikan makan siang bagi Priestly. Ia pun membeli steak di Smith and Wollensky yang pada akhirnya tak disentuh oleh Priestly.
Berlokasi di Manhattan, restoran ini benar-benar ada di dunia nyata. Berdiri sejak, 1977, restoran ini memang sudah beberapa kali dipilih sebagai lokasi beberapa film. Sebut saja American Psycho dan The Devil Wears Prada sendiri.
Smith and Wollensky memang merupakan restoran steak yang terkenal. Setiap daging yang disajikan telah melalui proses pengeringan hingga 28 hari sehingga rasa dan kelembutannya terjamin.
Jamie (Colin Firth) hampir putus asa mencari kekasihnya, Aurelia, di seluruh pelosok Portugal. Akhirnya, ia bersama warga desa menelusuri satu jalan dan berujung di Bar de la Marine.
Sesungguhnya, bar tersebut tidak terletak di Portugal, melainkan di Marseille, Perancis. Berlatar kota pelabuhan eksotis di salah satu sudut Perancis, restoran ini banyak dikunjungi orang karena pemandangan dan interior uniknya. Ukiran di meja marmer dalam restoran ini memang merupakan hasil pahatan seniman-seniman bersejarah.