Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu masalah besar saat memulai hari bekerja dengan aktif adalah setelah kita selesai menjalani liburan. Tapi menurut para ahli hal ini sebenarnya tak selalu perlu terjadi. Semangat kerja di hari pertama, berdasarkan penelitian dari National Bureau of Economic Research seperti dikutip laman Today, bisa dengan sendirinya muncul jika Anda cukup menyukai pekerjaan atau atasan Anda.
Sejumlah pekerja diteliti pola pikirnya tujuh hari dalam sepekan, lalu dibandingkan apa yang terjadi pada hari kerja dan hari libur di akhir pekan.
Hasilnya para pekerja yang tidak mendapatkan kepuasan di tempat kerja dengan atasan yang bersikap otoriter mengalami efek liburan tiga kali lebih besar dibanding yang puas dengan tempat kerjanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Dengan kata lain emosi yang positif akan tinggi pada saat libur akhir pekan dan emosi negatif jadi sangat rendah,” kata salah satu penulis penelitian, John Halliwell, profesor di Vancouver School of Economics.
Penelitian itu menyebut rata-rata, stres turun hingga 32 persen hari libur, dengan perasaaan marah dan cemas turun hingga 24 persen. Sementara perasaaan menikmati meningkat hingga tujuh persen dan tingkat kebahagiaan meningkat hingga empat persen dibanding hari Senin hingga Jumat.
Hasil penelitian itu dibuat berdasarkan data selama empat tahun dari Gallup/ Healthways US Daily Poll dengan 1.000 orang peserta penelitian di Amerika yang diambil secara acak. Semua peserta penelitian diminta menggambarkan perasaan mereka selama hari kerja dan libur sehari sebelumnya. Semua dilakukan dalam satu pekan.
Penelitian itu fokus pada responden yang bekerja dan yang mampu mengungkapkan perasaan mereka tentang dunia kerja mereka. Apakah lingkungan kerja mereka bisa dipercaya dan terbuka, atau apakah atasan mereka bertindak layaknya seorang bos atau rekan kerja.
Uniknya, orang yang dilaporkan bekerja di lingkungan kerja yang baik, hanya sedikit atau bahkan tidak sama sekali mengalami efek liburan. “Mereka bahagia sepanjang hari kerja dibanding orang lain. Akhir pekan atau tidak tak terlalu berbeda bagi mereka. “
“Anda bisa membayangkan, jika memiliki pekerjaan yang menantang, lalu Anda harus mengerjakannya dengan teman-tema yang menyenangkan. Itu akan jauh lebih menyenangkan untuk mengisi kegiatan sepanjang pekan,” kata Halliwell. Hanya orang-orang beruntung yang bisa menjalani hari kerja sama menariknya dengan hari libur.
Sementara orang-orang yang bekerja di tempat kerja yang rendah rasa kepuasannya, minim saling percaya dengan atasan yang bersikap otoriter, mengalami efek liburan lebih tinggi dari rekan kerjanya dengan lingkungan kerja dan atasan yang membuat nyaman. Mereka merasa sangat lebih bebas di akhir pekan dan merasa kacau selama hari-hari kerja dalam sepekan.
Secara keseluruhan, penelitian itu menekankan betapa pentingnya hubungan sosial — di dalam dan di luar tempat kerja — yang menjadi dasar kebahagiaan. Menghabiskan sedikit waktu dengan teman-teman dan orang yang dicintai selama sepekan ditambah dengan bekerja di lingkungan yang ‘dingin’ dalam hal keakraban, adalah hal yang paling besar pengaruhnya memunculkan efek liburan, demikian kesimpulan para peneliti.
“Ini sangat penting bagi orang-orang di dunia kerja bagaimana mereka saling menghargai dengan rekan kerjanya, dan bagaimana mereka bisa juga bersenang-senang di tempat kerjanya,” kata Halliwell. “Orang cenderung memandang tinggi kebahagiaan yang mereka dapat dari materi benda dan memandang rendah kesenangan melakukan sesuatu dengan atau untuk teman.”
(utw/utw)