Sifat Perfeksionis di Kantor Berdampak pada Kegagalan Karier

Windratie | CNN Indonesia
Rabu, 05 Agu 2015 17:23 WIB
Karyawan yang berusaha mencari kesempurnaan di tempat kerja akan dikendalikan oleh stres ekstrem dan kelelahan.
Sikap perfeksionis di tempat kerja dapat berdampak pada stres parah dan kelelahan. (Getty images/ Thinkstock/Dejan Ristovski)
Jakarta, CNN Indonesia -- Berdasarkan temuan penelitian, karyawan yang berusaha mencari kesempurnaan di tempat kerja akan dikendalikan oleh stres ekstrem dan kelelahan.

Kepribadian yang menampilkan standar pribadi terlalu tinggi ditambah dengan kritikan keras untuk diri sendiri, biasanya berhubungan dengan ketelitian dan prestasi tinggi. Meski begitu, para peneliti dari Universitas St John dan Universitas Bath punya temuan berbeda.

Sifat perfeksionis di kantor sebagian besar dapat membawa kerusakan dan mengakibatkan kinerja lebih buruk di kantor. Laporan yang diterbitkan dalam jurnal Personality & Psychology Review ini adalah ulasan menyeluruh pertama untuk efek sifat serba ingin sempurna.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka menemukan, sifat tersebut dapat mengakibatkan kelelahan, sindrom yang disebabkan oleh stres kronis dan bermanifestasi menjadi kelelahan ekstrem sehingga berefek pada anjloknya prestasi dan sikap tidak peduli.

Hubungan tersebut sangat kuat ditemukan dalam lingkungan para pekerja. Para peneliti mengatakan, kecenderungan perfeksionis diperburuk ketika kinerja mereka membawa dampak tertentu, seperti meningkatnya stres dan kurangnya inovasi untuk sebuah organisasi.

Andrew Hill, profesor dan kepala program pascasarjana di Universitas St John di York, Inggris,  penulis utama ulasan tersebut menjelaskan, terlalu sering orang dibingungkan dengan fitur perfeksionis yang lebih diinginkan seperti menjadi teliti,” kata Hill.

“Alih-alih jadi lebih produktif, orang-orang perfeksionis cenderung menemukan kantor sebagai tempat yang menyulitkan dan menegangkan.”

Hill melanjutkan, penelitiannya menunjukkan bahwa sifat perfeksionis tidak mampu mengatasi tuntutan dan ketidakpastian di tempat kerja. “Mereka akan mengalami berbagai kesulitan emosional.”

Thomas Curran, dosen psikologi olahraga di Universitas Bath menambahkan bahwa sebagai masyarakat kita cenderung menganggap perfeksionis sebagai tanda kebaikan atau prestasi tinggi. “Namun, temuan kami menunjukkan, perfeksionis adalah sifat yang sebagian besar merusak.”

Curran menyarankan, agar efek perfesionis dapat dikelola, dan perusahaan harus jelas menegaskan bahwa kesempurnaan bukanlah kriteria keberhasilan.

“Sebaliknya, kerajinan, fleksibilitas, dan ketekunan adalah kualitas yang jauh lebih baik.”


(win/mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER