Anak Pemakan Selektif Berpotensi Masalah Kesehatan Mental

Windratie | CNN Indonesia
Kamis, 06 Agu 2015 17:55 WIB
Anak-anak dengan kebiasaan makan yang sangat selektif akan lebih mungkin terdiagnosis depresi atau kecemasan sosial.
Anak-anak dengan kebiasaan makan yang sangat selektif akan lebih mungkin terdiagnosis depresi atau kecemasan sosial. (Getty images/ Thinkstock/martinplkang)
Jakarta, CNN Indonesia -- Anak-anak pra-sekolah yang sangat pemilih mengonsumsi makanan, dilaporkan lebih rentan terhadap masalah kesehatan mental.

Anak-anak dengan kebiasaan makan yang sangat selektif akan lebih mungkin terdiagnosis depresi atau kecemasan sosial dari anak-anak yang mengonsumsi berbagai makanan, berdasarkan laporan sebuah penelitian, seperti dilansir dari laman Reuters.

Bahkan pemakan selektif dalam tingkat moderat dikaitkan juga dengan beberapa masalah psikologis. Anak-anak ini lebih mungkin memiliki gejala depresi, kecemasan, dan kekurangan perhatian atau gangguan hiperaktivitas dibandingkan anak-anak dengan diet yang lebih bervariasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Ini bukan cerita sederhana orang tua tentang anak-anak nakal yang manja,” kata pemimpin penelitian Nancy Zucker, direktur pusat gangguan makan di Universitas Duke. “Ini adalah anak-anak dengan kepekaan mendalam terhadap dunia internal dan eksternal mereka sehingga hal-hal akan berbau kuat dan mereka mungkin memiliki perasaan yang lebih intens.”

Adalah hal normal bagi anak-anak melewati periode ketika mereka waspada terhadap makanan asing, atau menolak mengonsumsi lebih dari beberapa makanan berbeda. Sebagian besar anak-anak melalui hal ini selama sekolah dasar.

Namun, hal tersebut tidak selalu berbahaya selama anak-anak menjaga berat badan yang sehat untuk tinggi badan mereka, seperti disampaikan oleh para dokter anak.

Untuk penelitian ini, Zucker dan rekan penelitiannya bertanya kepada sekitar 917 pengasuh anak-anak berusia dua sampai lima tahun. Memilih makanan adalah hal umum, lebih dari 20 persen orang tua melaporkan anak-anak pra-sekolah mereka menunjukkan perilaku tersebut, ungkap para peneliti yang temuannya tersebut dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics.

Di antara anak-anak pemakan selektif, 185 memiliki keengganan moderat untuk makan yang menyebabkan diet terbatas, dan 37 lain memiliki kebiasaan memilih makanan yang sangat selektif yang membatasi kemampuan mereka untuk makan bersama orang lain.

Tingkat makan selektif ini dapat menyebabkan keengganan makan dan mengurangi pertumbuhan, serta tingginya sensitivitas terhadap tekstur, aroma, dan penampilan makanan. Setelah dua tahun setelah wawancara pertama, para peneliti memeriksa kembali 187 anak-anak dan orang tua mereka.

Para peneliti menemukan, anak-anak pemakan selektif sebanyak 1,7 kali lebih mungkin memiliki peningkatan gejala kecemasan umum.


(win/mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER