Jakarta, CNN Indonesia -- Viagra selama ini dikenal sebagai obat kuat untuk kaum lelaki yang ingin meningkatkan kinerjanya di atas ranjang. Tapi bagi si kecil Cerys Small, Viagra adalah obat untuk menyambung hidup.
Gadis cilik yang baru berusia empat tahun tersebut terlahir dengan beberapa masalah jantung dan tak memiliki organ limpa. Dokter mengatakan, ia hanya memiliki 50 persen kesempatan untuk bertahan hidup sampai dewasa.
Sembari menunggu operasi untuk menyelamatkan jiwanya, dokter pun meresepkan Viagra agar ia bisa bertahan hidup. Bukan untuk mengobati disfungsi ereksi, Viagra pada kasus Cerys berguna untuk menstabilkan kondisinya dengan merelaksasi pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ibunya, Kerrie, mengatakan dia terkejut ketika dokter mengatakan meresepkan Viagra untuk putri kecilnya. Tapi dia bersyukur obat tersebut telah menyelamatkan nyawa anaknya.
“Viagra membuatnya terus hidup lebih dari empat tahun dan sekarang dia cukup baik untuk terus berjalan sampai operasi berikutnya,” katanya, seperti dilansir dari laman Mail Online.
“Kebanyakan orang tertawa ketika mereka tahu obat apa itu. Kami juga tertawa ketika dokter mengatakannya kepada kami, itu sedikit kejutan. Ini bukanlah sesuatu yang Anda harapkan untuk diminum bayi Anda.”
Cerys, yang berasal dari Newport, South Wales, Inggris, telah menjalani lima kali operasi dan masih memerlukan beberapa kali operasi berikutnya untuk tetap hidup. Seharusnya ia juga menjalani operasi pada Juni lalu, tetapi harus dibatalkan karena berisiko stroke.
“Dia akan mengalami stroke parah dan meninggal. Dia baru berusia 4,5 tahun tapi dia sudah menjalani lima kali operasi, tiga operasi jantung terbukan dan dua operasi perut. Harapannya hanya 50 persen bertahan hidup sampai dewasa,” kata Kerrie.
Bagaimana Viagra bisa membantu Cerys?Viagra pada awalnya dikembangkan sebagai obat untuk tekanan darah tinggi dan penyakit jantung. Bahan aktif obat, Sildenafil, menghambat enzim yang terlibat dalam mekanisme yang mengatur aliran darah.
Namun, efek enzim ini sedikit berbeda di berbagai bagian tubuh.
“Sildenafil awalnya diteliti untuk pelebaran pembuluh darah jantung. Tapi peneliti malah melihat yang melebar lebih banyak (pembuluh darah) di penis. Ini sebuah anugerah. Revolusi di dunia kedokteran untuk obat disfungsi ereksi yang berhasil,” kata Andri Wanananda, dokter dan pengamat kesehatan sesual, saat dihubungi CNN Indonesia, beberapa waktu lalu.
Para ilmuwan Inggris di balik Viagra awalnya merasa kecewa karena obat yang mereka teliti tidak banyak membantu pasien dengan tekanan darah tinggi. Tapi obat tersebut justru memiliki efek luar biasa pada pria dengan disfungsi ereksi. Karena itulah, kini Viagra lebih banyak digunakan sebagai obat disfungsi ereksi.
(mer)