Jakarta, CNN Indonesia -- Cukup sulit rasanya untuk mengetahui apakah seseorang yang Anda temui adalah psikopat atau bukan. Salah satu petunjuk untuk mengenalinya hanya semudah melihat dia menguap. Cobalah menguap dan lihat apakah dia akan menguap kembali?
Menurut penelitian, orang yang memiliki kepribadian seorang psikopat seringkali tak sadar kalau menguap itu menular. Oleh karenanya, orang yang memiliki sisi psikopat seringkali tidak menguap setelah melihat orang lain menguap.
Padahal seperti diketahui, menguap itu 'menular.' Menurut penelitian yang dipublikasikan di
Personality and Individual Differences, semua ini disebabkan karena mereka tidak benar-benar menaruh empati.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemimpin penelitian, Brian Rundle dari Baylor University mengungkapkan bahwa menguap setelah orang lain menguap adalah bentuk yang sangat primitif dari komunikasi dan ikatan. Bahkan hal ini juga terjadi pada primata non-manusia dan mamalia lainnya.
Hanya saja, ditambahkan Rundle, ini bukanlah penentu pasti seseorang adalah psikopat atau tidak. Dia menambahkan bahwa orang yang tidak tertular menguap juga bisa disebabkan beberapa hal. Mengutip Today, faktor-faktor ini disebabkan antara lain, usia dan keakraban seseorang.
Anda mungkin sedikit rikuh dan merasa tak sopan jika ikut menguap setelah anak yang ada di dekat Anda menguap. Sebaliknya, Anda akan lebih cepat menguap setelah orang yang akrab dengan Anda menguap.
Peneliti mengungkapkan bahwa mereka tak tahu apa sebabnya manusia menguap. Yang mereka tahu adalah bahwa dalam proses ini, otak juga ambil bagian dalam proses ini.
"Yang menarik adalah ada bagian otak yang ikut ambil bagian. Yaitu cingulate posterior dan precuneus. Sehingga menguap juga bagian insting rasa empati," kata Steven Platek, profesor psikologi di Gerorgia Gwinnett College, mengutip Today.
"Selama ini peneliti menyimpulkan bahwa menguap berhubungan dengan kekurangan oksigen dalam darah. Itu sudah terbukti tidak benar. Pemikiran saat ini adalah menguap sebagai mekanisme untuk membantu mendinginkan otak. Menguap itu seperti sebuah tendangan ke dalam otak, sebagai pelawan tanda kebosanan."
Platek menambahkan bahwa ada hubungan erat antara psikopati, dan 'penularan' menguap. Dalam penelitian sebelumnya, menunjukkan bahwa ada empati dalam setiap menguap yang menular.
"Saya sempat bercanda dan meminta teman-teman saya untuk menguji pasangan. Jika sedang mencari pasangan yang romantis maka ujilah mereka untuk menguap. Apakah mereka akan tertular menguap setelah Anda menguap?" kata dia.
"Ini terkait dengan empati dan sifat peduli seseorang, misalnya seseorang yang tidak sosiopat."
(chs/mer)