Jakarta, CNN Indonesia -- Bagi para perempuan yang kehamilannya mengalami tekanan darah tinggi, risiko lebih tinggi mengalami hipertensi dalam hidup mereka juga dialami oleh saudara kandung mereka, ungkap para ilmuwan.
Dikutip dari Reuters, studi mereka menyelidiki 252 perempuan yang memiliki tekanan darah tinggi selama kehamilan, dan juga saudara perempuan dan laki-laki mereka yang tidak pernah memiliki tekanan darah tinggi.
“Kami ingin memisahkan kehamilan perempuan dari sejarah keluarganya,” kata pemimpin penelitian Tracey Weissgerber, yang juga peneliti dari Mayo Clinic di Rochester, Minnesota, Amerika Serikat, tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara keseluruhan, berdasarkan laporan dalam jurnal
American Society of Nephrology, para peneliti memiliki data lebih dari 1400 perempuan dan lebih dari 900 saudara laki-laki.
Sekitar 72 persen perempuan yang memiliki tekanan darah tinggi selama kehamilan berakhir dengan mengembangkan kondisi itu kembali sebelum usia 60 tahun, dibandingkan dengan sekitar 62 persen perempuan yang belum pernah mengalami hipertensi.
Setelah faktor risiko lain diperhitungkan, para peneliti menemukan, apabila dibandingkan dengan saudara perempuan mereka yang tidak pernah mengalami tekanan darah tinggi, perempuan yang mengalami hipertensi saat hamil, sekitar 75 persen lebih mungkin untuk mengembangkan kembali kondisi kesehatan tersebut di masa depan.
Namun, bagi saudara laki-laki dan perempuan yang tidak memiliki riwayat hipertensi, memiliki saudara perempuan dengan hipertensi saat hamil berarti adalah risiko hipertensi lebih tinggi di kemudian hari untuk saudara kandungnya. Bagi saudara laki-laki juga ada peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.
Selain itu, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan secara pasti mengapa perempuan memiliki risiko hipertensi yang lebih tinggi, ujar Weissgerber dan rekannya, Vesna Garovic, peneliti di Mayo Clinic, Rochestes, Minnesota.
(win/mer)