Jakarta, CNN Indonesia -- Bila Anda tertarik untuk memenangkan perlombaan makan banyak dan cepat, seperti lomba makan kerupuk ketika 17 Agustus, mungkin Anda dapat mengadopsi cara yang dijalani oleh Takeru Kobayashi, pemegang rekor untuk makan tercepat dan terbanyak sedunia.
Takeru Kobayashi adalah pemegang tujuh rekor Guinness World Records untuk makan tercepat dan terbanyak, seperti rekor makan 11 hamburger dalam waktu tiga menit, dan enam hotdog dalam waktu tiga menit.
(Baca juga:
Takeru Kobayashi si Kurus Pemegang Rekor Makan Tercepat Dunia)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau makan tidak usah buru-buru, sesuai kecepatan makan masing-masing saja, takutnya bila terburu-buru nanti tersedak," kata Kobayashi sembari tertawa ketika ditemui di Central Park, Jakarta Barat, Kamis (27/8).
Namun, bukan itu saja rahasia pria Jepang yang hanya berbobot 58 kilogram ini. Ia memiliki dua metode yang ia temukan sendiri dalam menjalani kompetisi makan.
Dua metode ini terbukti masih menjadikannya pemegang rekor makan tercepat dan terbanyak yang ada di dunia, selain karena faktor nafsu makan dan metabolisme tubuhnya yang 'tidak pada umumnya'. Metode tersebut adalah the Solomon Method dan Kobayashi Sake.
The Solomon Method biasanya ia gunakan untuk perlombaan makan berbahan roti, seperti hot dog. Ia memisahkan antara roti dan sosis, dan dibelah menjadi dua. Satu tangan memegang roti, tangan yang lain memegang sosis.
Makanan kemudian dicelupkan ke dalam air terlebih dulu, lalu dimakan secara bergantian. Masukkan makanan ke bagian belakang mulut untuk langsung dikunyah dengan geraham. Lakukan proses tersebut secara cepat dan telan.
Sedangkan metode Kobayashi Shake, dilakukan dalam proses menelan makanan dan diterapkan ketika perut sudah mulai penuh. Metode ini berupa menggoyangkan tubuh seperti mengayun agar memberikan ruang tambahan di dalam perut supaya masih dapat menampung makanan.
"Bisa juga minum air dahulu sedikit, tahan di mulut sebentar, lalu masukkan makanan ke mulut," kata Kobayashi. "Tapi jangan kebanyakan air, nanti justru menghambat penelanan makanan dan cepat kenyang," katanya menjelaskan.
Kadang, Kobayashi pun melakukan gerakan mengadahkan kepala dengan tujuan dapat mempermudah menelan makanan. Dengan metode seperti ini, ia bisa memenangkan 10 juta yen (setara dengan Rp 1,1 miliar) dalam perlombaan makanan.
Namun ini semua tergantung dari jenis makanan yang dimakan. Menurut Kobayashi, paling sulit adalah mengonsumsi makanan yang memiliki bahan yang keras seperti roti. Hal tersebut membuatnya 'seret' dalam menelan.
Meski berulang kali memenangkan pertandingan, dirinya masih belum mengetahui batas maksimal dari perut yang ia miliki. Dirinya pun tak memiliki pemikiran kapan waktu yang tepat baginya untuk berhenti.
"Saya hanya tahu saya ingin makan yang banyak,” kata Kobayashi yang berminat untuk mengonsumsi rendang dalam jumlah yang banyak.
(mer)