Pria yang Bernyanyi Saat Jalani Operasi Otak Mutakhir

Windratie | CNN Indonesia
Senin, 31 Agu 2015 13:44 WIB
Reuben Hill menjalani operasi pengangkatan tumor sebesar bola golf di otaknya. Bagian otak tersebut berhubungan dengan kemampuan bahasa dan komunikasi.
Reuben Hill menjalani operasi pengangkatan tumor sebesar bola golf di otaknya. Bagian otak tersebut berhubungan dengan kemampuan bahasa dan komunikasi. (CNN Indonesia internet/ Phalinn Ooi/Flickr)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang mahasiswa berusia 22 tahun mengidap tumor otak. Saat menjalani sebuah operasi laser yang revolusioner dia bernyanyi untuk para dokter, sebelum akhirnya dia pulih secara penuh dari penyakitnya.

Reuben Hill adalah seorang anggota paduan suara di Imperial College. Dia menjalani operasi pengangkatan tumor sebesar bola golf yang bersarang di otaknya. Bagian otak Hill yang diserang tumor itu berhubungan dengan kemampuan bahasa dan komunikasi.

Mahasiswa program S3 tersebut merupakan satu-satunya pasien yang akan diberikan perawatan laser untuk pertama kalinya di Inggris. Lantaran takut akan kehilangan kemampuannya berbicara, Hill bernyanyi sesudah operasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam sebuah rekaman video yang menyentuh, dokter membangunkan Hill pada saat operasi dan memintanya untuk bernyanyi. Para dokter ingin memastikan bahwa mereka tidak merusak wilayah utama otak Hill.

Di bawah lampu ruangan operasi yang redup, Hill menyanyikan penggalan kalimat dari hymne 10,000 Reasons. “Whatever may pass and whatever lies before me, I’ll still be singing when the evening comes.”

Momen menakjubkan tersebut membuktikan kepada dokternya bahwa operasi tidak memengaruhi kemampuan berbicara Hill. Sekarang, beberapa bulan telah berlalu, operasi dinilai sudah sukses sepenuhnya, kendati Hill masih harus diawasi secara ketat di tahun-tahun mendatang.

Hill didiagnosis mengidap tumor otak setelah pingsan di kamarnya. Kini Hill dapat kembali kembali meneruskan sekolahnya di bidang fisika untuk meraih gelar Doctor of Philosophy. Dia mengatakan, pengalaman tersebut telah memberinya perspektif baru tentang kehidupan.

Saat diwawancara setelah menjalani operasi laser tersebut, Hill mengatakan, “Saya hanya akan ingat untuk terus berbahagia.”  Operasi yang dijalani Hill menggunakan laser yang memantulkan berkas cahaya ke otak. Teknologi ini dapat membedakan antara jaringan sehat dari yang sakit. Akibatnya, operasi menjadi lebih cepat dan akurat.

Presisi sangat penting dalam operasi otak. Misalnya saja, jika menghilangkan terlalu banyak jaringan dapat secara permanen merusak kemampuan bicasras, memori, dan fungsi vital lainnya. Kevin O'Neill, kepada bedah saraf di Imperial College London, yang melakukan percobaan laser tersebut, mengatakan hasil operasi laser ini 'menakjubkan'.

Sebelum operasi, Hill, yang secara kebetulan tengah belajar ilmu fisika di kampus Imperial, mengatakan, “Saya terpesona oleh apa yang mereka lakukan. Memahami fisika dalam teknologi ini membuat operasi tersebut menjadi kurang menakutkan.”


(win/mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER