Jakarta, CNN Indonesia -- Para dokter di China menemukan kondisi medis langka belum lama ini.
Liang Xiuzhen dari Sichuan, yang terletak di barat daya China, menemui para dokter dengan kondisi memiliki tanduk di kepalanya. Tanduk seperti unicorn tersebut sudah ada di kepala nenek berusia 87 tahun itu selama kurang lebih dua tahun. Dan sampai sekarang, tanduk tersebut masih terus tumbuh.
Menurut cerita, sekitar delapan tahun lalu, Liang Xiuzhen memiliki tahi lalat hitam di kepala, tepatnya di daerah di mana tanduk tersebut sekarang berkembang. Tahi lalat tersebut mulai terasa gatal. Keluarga Liang mulai mengobatinya dengan obat herbal lokal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena obat tersebut tidak memiliki efek samping, keluarga Liang terus menerapkannya tanpa rasa khawatir. Dua tahun lalu, tahi lalat tersebut terbelah, dan sebuah tanduk kecil mulai tumbuh dari kulitnya.
Awalnya hanya seukuran jari kelingking, panjangnya hanya sekitar 2,5 sentimeter. Anak Liang, Wang Zhaojun, bercerita bahwa mereka telah pergi ke rumah sakit, tapi dokter tidak bisa mendiagnosis pertumbuhannya.
“Ibu saya tidak suka pergi ke rumah sakit karena dia berpikir bahwa dia tidak bisa datang kembali ke rumah jika dia pergi.” Karena benda yang dikira tahi lalat tersebut kelihatannya tidak semakin besar, keluarga pun mengabaikannya.
Awal tahun ini, ketika Wang Zhaojun mencuci rambut ibunya, tanpa sengaja dia mengenai tanduk. Pertumbuhan baru dengan cepat menggantikan tanduk yang asli dan berkembang sedemikian pesat. Dalam enam bulan, tonjolan hitam tersebut telah tumbuh menjadi tanduk yang panjangnya lima inci (12,7 cm) dengan diameter lebih dari 5 sentimeter.
Objek padat tersebut kini bentuk dan warnanya menyerupai tanduk hewan. Namun, kulit di sekitar tanduk berwarna merah dan kadang-kadang darah merembes dari sela-sela tanduk. Liang bercerita tentang kondisinya.
“Pada saat tertentu rasanya menyakitkan. Kadang-kadang sangat sakit sampai-sampai membangunkan saya dari tidur.”
Dokter mengidentifikasi pertumbuhan objek tersebut sebagai tanduk kulit. Struktur tersebut dapat diangkat lewat operasi, tergantung pada kebugaran fisik pasien. Namun, faktanya tanduk tersebut berkembang dengan sangat cepat, dokter khawatir pertumbuhan tersebut mungkin kanker ganas.
Wang Zhaojun berharap dia bisa membujuk ibunya untuk berobat. Kendati amat jarang terjadi, tapi kondisi ini bukan pertama kalinya dilaporkan. Pada 2010, perempuan China berusia 101 dikabarkan memiliki tanduk 'setan' yang tumbuh dari kepalanya.
Zhang Ruifang dari Henan, China Tengah, memiliki tanduk berukuran lebih dari 5 cm yang tumbuh dari dahinya. Tidak diketahui apakah Zhang mendapatkan pengobatan untuk kondisinya tersebut atau tidak.
Menurut Yayasan Kulit Inggris, tanduk kulit digambarkan sebagai pertumbuhan yang terdiri keratin, yakni protein yang sama dengan rambut dan kuku. Tanduk kulit biasanya terjadi di wajah, kulit kepala, leher, lengan, dan lengan atas, lokasi-lokasi yang paling sering terpapar sinar matahari. Ukuran tanduk bisa besar atau kecil, dengan warna bervariasi.
(win/mer)