Jakarta, CNN Indonesia -- Biasanya, Anda menguap jika merasa mengantuk atau bosan, bukan? Ternyata, menguap bukan sekadar tanda-tanda agar Anda segera beranjak ke tempat tidur.
Nick Knight, seorang dokter asal Inggris, mengatakan bahwa menguap adalah suatu refleksi yang lebih rumit dibandingkan dengan mengantuk atau bosan saja, dan memiliki pengaruh terhadap kinerja tubuh.
Bahkan, sebuah studi pernah menunjukkan bukti bahwa seorang janin yang masih berada dalam rahim ibunya sekalipun bisa menguap.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita tidak mempunyai kontrol atas tindakan menguap," kata Nick, seperti dilansir dari laman The Independent.
Nick punya tiga teori untuk menjelaskan hal tersebut. Pertama, manusia memiliki kandungan karbon dioksida di dalam tubuhnya. Ketika kandungan itu mulai memenuhi tubuh, maka menguap adalah salah satu cara untuk mengeluarkannya.
Selain itu, katanya menambahkan, dengan menguap, seorang manusia dapat meningkatkan kewaspadaannya.
Yang lebih mengagetkan, menguap ternyata bisa menjadi 'mesin pendingin' bagi otak manusia yang lelah karena terlalu banyak berpikir. Hal ini disebutnya sebagai 'Teori Termoregulasi'.
Lucunya, menurut Nick, kita cenderung untuk menguap ketika kita memikirkan, membaca atau melihat orang yang sedang menguap. Sungguh aneh bukan?
(mer)