Jakarta, CNN Indonesia -- Triliunan bakteri dan mikroba yang hidup dalam usus kita memiliki peran penting pada kesehatan Anda secara menyeluruh, memengaruhi efektivitas sistem kekebalan tubuh, bahkan risiko kanker terhadap kesehatan mental.
Terdapat sebuah penelitian baru yang menunjukkan bahwa bakteri di usus memiliki dampak pada berat badan dan kesehatan jantung.
Mereka menemukan bahwa bakteri itu dapat memberikan dampak pada berat tubuh, lemak bahkan kadar kolesterol, yang diketahui sebagai faktor penting dalam menjaga kesehatan jantung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para peneliti yang berasal dari University Medical Center Groningen di Belanda, menggunakan teknologi terbaru untuk menghubungkan mikroba di usus dengan tingkat lipid darah pada 893 orang.
Setelah itu, mereka mengidentifikasi 34 tipe bakteri yang memiliki peran pada perbedaan yang ada pada lemak tubuh (BMI) dan lipid darah seperti trigliserida dan kolesterol, baik lipoprotein yang tinggi (HDL).
Hasilnya, mereka menemukan bahwa bakteri usus berkontribusi sebanyak 4,6 persen pada perbedaan yang terjadi di BMI, 6 persen pada trigliserida dan 4 persen pada HDL.
Para peneliti itu terkejut ketika menemukan bahwa mikroba usus tidak 'aktif' di dalam lipoprotein rendah (LDL), yang juga disebut sebagai kolesterol jahat.
"Semakin berbeda bakteria Anda, semakin baik HDL dan trigliseridanya," kata Tara Narula, seorang kardiologis di Rumah Sakit Lenox Hill, New York, Amerika Serikat, kepada CBS.
Ia mengatakan, terdapat beberapa hal yang Anda dapat lakukan untuk meningkatkan bakteri usus, yakni dengan meningkatkan konsumsi buah dan sayuran yang memiliki banyak serat, serta mengurangi konsumsi daging. Anda juga dapat meningkatkan bakteri usus dengan mengonsumsi prebiotik dan probiotik.
Mikroba usus sebenarnya sudah tercipta saat hari pertama Anda dilahirkan. Bahkan, proses persalinan sendiri dapat memberikan dampak pada bakteri dalam usus. Lingkungan di mana Anda hidup juga memiliki peran, dan setiap tempat memberikan tipe bakteri yang berbeda.
Namun, ia menyarankan, agar tidak terlalu banyak mengonsumsi antibiotik yang diyakini dapat mengurangi jumlah bakteri di dalam usus.
Lebih lanjut, studi ini mengonfirmasi bahwa bakteri perut memiliki peran penting pada kesehatan jantung. "Kita berharap bahwa penemuan kami menginspirasi para mikrobilogis untuk melanjutkan penelitian dari fungsi bakteri dan peran mereka pada metabolisme lipid," ujar salah satu penulis studi itu, Jingyuan Fu.
(mer)