Jakarta, CNN Indonesia -- Perempuan adalah makhluk yang paling menjaga dan merawat bentuk tubuh mereka. Tak heran, berbagai pola makan ketat diterapkan agar mereka bisa menjaga bentuk tubuh yang sempurna. Hal itu pula yang kadang dilakukan oleh para ibu setelah bersalin.
Setelah mengandung selama sembilan bulan, tubuh perempuan biasanya akan berubah menjadi lebih 'melar' dari ukuran normal tubuhnya sebelum mengandung. Tak jarang pula, tanpa berkonsultasi dengan para ahli kesehatan, mereka langsung melakukan pola diet ketat.
Inge Permadhi, seorang spesialis gizi, mengatakan bahwa, seorang ibu yang baru melahirkan dilarang untuk berdiet karena dapat memberikan dampak buruk terhadap diri dan bayinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya tidak boleh lah, ibu hamil kan butuh kalori untuk dirinya dan juga bayinya, jadi harus makan," kata Inge Permadhi, seorang dokter spesialis gizi, Jakarta, Jumat (2/10). Menurutnya, jika seorang ibu kekurangan kalori, ibu itu akan stres dan kualitas ASI-nya menjadi berkurang.
"Kalau kalorinya kurang, seorang ibu cenderung stres, dan ASI-nya jadi jelek kualitasnya," tambahnya.
Jika kualitas ASI jelek, tidak hanya ibu yang terkena dampak buruk, tapi juga bayinya yang akan langsung merasakan dampak buruk kesehatan dari diet itu. Menurutnya, menyusui bayi dengan ASI pun sudah dapat dikatakan sebagai diet alami.
"Itu diet paling baik kalau menyusui bayi memakai ASI, bisa turun berat badannya,"
Namun, ia menegaskan, pola makan tetap diatur dengan baik dan terus mengonsumsi kalori yang banyak. Bagi ibu hamil, Inge menegaskan bahwa mereka tidak perlu kuatir. Dengan banyak berolahrga dan beraktivitas, perut ibu yang baru melahirkan akan kembali mengencang.
(win/win)