Anak-anak belajar memasak di acara International Chef Day 2015
Jakarta, CNN Indonesia -- Tanggal 20 Oktober diperingati sebagai Hari Chef Sedunia. Tahun ini, acara tersebut mengambil tema ‘Chef Without Border’, alias chef lintas batas.Kegiatan ini pertama kali digelar pada 2004 silam dan kini, diadakan serentak di seluruh dunia dengan memfokuskan pada dua hal, yakni edukasi kuliner dan profesi chef pada anak-anak, serta kegiatan amal.
“Sebenarnya Chef itu adalah tingkatan, kalo di kitchen kita nyebutnya COMI, setelah itu tingkatan akan terus naik, sampai akhirnya menjadi seorang chef," kata Chef M. Sabir Mappakaya, perwakilan dari Association of Culinary professionals Indonesia (ACPI), di Jakarta, (20/10).
Chef sendiri itu adalah kepala juru masak di dalam suatu area di dapur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak sembarangan seseorang bisa menjadi chef, semua tergantung dengan pengalaman kerja, dari tingkatan yang biasa saja sampai eksekutif chef.
“Semua tergantung sama track record-nya si chef itu, jadi semakin banyak pengalaman kerja yang terus megalami peningkatan, ya itu mereka yang di sebut chef,” ujar Sabir.
Di Indonesia sendiri, Hari Chef Sedunia dirayakan dengan memberikan panduan edukasi kepada anak-anak dan orang tua untuk memahami pentingnya makanan sehat bagi tubuh, selain mengenalkan profesi chef yang belum banyak diketahui.Untuk itu, ACPI merangkul siswa-siswi 48 anak dari berbeda sekolah untuk mengikuti acara ini di Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti.
Memberantas Malnutrisi
Selain itu, tahun ini ACPI juga memanfaatkan Hari Chef Sedunia guna menanggapi isu malgizi di Indonesia. Atas alasan itu, ACPI menggandeng salah satu perusahaan swasta untuk membantu anak-anak sebagai generasi penerus bangsa, memahami gizi baik melalui pilihan dan pengolahan makanan sehat.
“Lebih baik membawa makanan dari rumah. Orang tua juga bisa sembari mengajarkan anak-anak memasak,” kata Sabir.
Acara yang disponsori Nestle itu juga menggelar kelas memasak bagi anak-anak.
“Tujuan pertama adanya kelas memasak ini yaitu untuk pengenalan mengenai metode masak, serta menekankan kepada mereka bahwa memasak itu tidak sulit, memasak itu mudah, semudah mereka belajar di sekolah. Kemudian yang ditekankan dalam acara ini yaitu bagaimana cara memilih makanan dan mengolahnya menjadi makanan yang sehat,” tutur dia.
Selain itu, ACPI juga sedang mengembangkan suatu program pengolahan makanan praktis namun penuh gizi, yakni bakso dan siomay.“Jika biasanya bakso dan siomay menggunakan daging sapi dan ayam, kita ganti dengan ikan patin,” tambah Sabir.
Alasannya, ikan patin lebih bergizi sekaligus murah dan mudah didapat.
Menurut Riset Kesehatan Dasar 2013, masih banyak anak-anak Indonesia yang mengalami malnutrisi. Apabila nutrisi dan gizi yang di konsumsi seimbang, tumbuh kembang anak berjalan dengan baik. Kurang atau lebihnya asupan gizi yang di konsumsi oleh anak-anak akan menyebabkan kurang gizi atau bahkan obesitas.
“Definisi gizi seimbang itu sendiri adalah konsumsi makanan kita sehari hari sesuai dengan kadar dan kebutuhan tubuh masing-masing. Jadi intinya itu, gizi dan nutrisi diterima tubuh dengan baik dan cukup” ujar Sari Sunda, Ahli Gizi.
Lebih lanjut, dia menambahkan melalui Hari Chef Sedunia diharapkan lahir agen-agen muda gaya hidup sehat yang bisa menginspirasi lingkungan sekitar membantu mengurangi malnutrisi yang menjadi masalah di negara ini.(les/les)