Kegemukan Bisa Picu Kanker Hati

Tri Wahyuni | CNN Indonesia
Selasa, 08 Des 2015 10:20 WIB
Saat ini, data WHO menyebut 600 juta orang di dunia mengalami kegemukan, yang bisa memicu berbagai masalah kesehatan, termasuk kanker hati.
Ilustrasi obesitas (Thinkstock/Manuel Faba Ortega)
Jakarta, CNN Indonesia -- World Health Organization (WHO) mencatat angka kegemukan di dunia semakin meningkat. Jumlah orang yang mengalami kenaikan berat badan saja tercatat mencapai 2 miliar dengan 600 juta orang yang kegemukan.

Profesor sekaligus konsultan internist-gastro entero hepatologist dokter Lesmana mengatakan, kegemukan bisa memicu munculnya lemak hati yang pada akhirnya bisa mengakibatkan kanker. Dari data yang pernah dihimpun Lesmana untuk Rumah Sakit Medistra, dari sekitar 1054 sampel yang diteliti sebanyak 51 persen mengalami perlemakan hati. Sebanyak 41,2 persen keadaannya ringan, 1,5 persen sedang, dan 8,3 persen mengidap perlemakan hati berat.

Lesmana juga menjelaskan, pasien yang menderita perlemakan hati biasanya juga mengidap penyakit lainnya seperti hipertensi. Jadi, jangan pernah anggap enteng lemak pada hati.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pasien dengan perlemakan hati dibandingkan tidak, lebih banyak mempunyai hipertensi, umumnya mereka gemuk. Lebih banyak punya kadar gula tinggi dan lipid tinggi," kata Lesmana dalam diskusi dengan awak media di Rumah Sakit MRCCC Siloam, Jakarta, Senin (7/12).

Pada dasarnya, lemak hati tidak progresif. Namun, kata Lesmana, ada kondisi tertentu yang cukup kompleks sehingga menyebabkan lemak hati bisa mengarah pada penyakit yang lebih serius.

Lemak hati bisa memicu peradangan. Prevalensinya 6-13 persen perlemakan hati juga mengalami peradangan. Hal tersebut disebabkan lemak hatinya berubah menjadi agresif.

Adanya virus, seperti hepatitis B, diabetes mellitus, atau hepatitis C juga bisa membuat lemak hati memicu peradangan dan mempercepat kehagalan hati. "Ada perlemakan hati dan hepatitis B jadi memperberat penyakit hatinya," ujar Lesmana.

Dari peradangan itu, kemungkinan sebanyak 9-20 persen akan mengarah pada pengerasan hati atau sirosis. Tahap inilah yang akan membawa penyakit ke arah yang lebih fatal.

Jika tidak ditangani, dalam 5-7 tahun, penderita sirosis bisa mengalami gagal hati atau bahkan kanker hati. Saat itu, jalan satu-satunya adalah cangkok hati untuk menyelamatkan nyawa.

Lesmana mengatakan, awalnya dokter di Indonesia belum ada yang percaya kalau lemak hati bisa sampai memicu kanker hati. Sekitar 20 tahun yang lalu, Lesmana mengikuti seminar di Amerika Serikat dan membawa fakta ini ke Indonesia.

"Dulu lemak hati tidak dianggap serius. Betul tidak serius, tapi ternyata ada juga yang menyebabkan peradangan. Kalau tidak diatasi akan mengalami pengerasan hati, yang akhirnya jadi gagal hati atau kanker hati. Bisa meninggal atau harus cangkok hati," kata Lesmana.

Namun, kesadaran akan ancaman kemak hati ini di Indonesia baru disadari beberapa tahun belakangan. Sejak tahun 2009 beberapa dokter melakukan penelitian untuk melihat adakah hubungan antara kanker hati dan lemak hati.

Data dari tiga rumah sakit besar, seperti RS. Cipto Mangunkusumo, RS. Medistra, dan RS. Dharmais mencatat, penyebab kanker hati tertinggi kedua setelah hepatitis B adalah non-viral.

"Kita takutnya ini akibat perlemakan. Karena kanker hati tidak selalu karena hepatitis," ujar Lesmana. (les/les)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER