Lari 10 Menit Bisa Cegah Stroke

Lesthia Kertopati | CNN Indonesia
Kamis, 10 Des 2015 06:11 WIB
Peneliti dari Mayo Clinic menyarankan untuk berlari selama 10 menit setiap hari guna menjauhkan diri dari stroke dan penyakit kronis lainnya.
Lari selama 10 menit setiap hari bisa cegah stroke. (Pixabay/skeeze)
Jakarta, CNN Indonesia -- Lari memang diketahui baik bagi kesehatan. Selain melatih jantung, lari juga bisa memperlancar pembuluh darah dan memperkuat otot tubuh. Namun bagi mereka yang tak suka lari terlalu jauh atau terlalu lama, ada kabar gembira.

Sebuah studi yang dilakukan Mayo Clinic menyebut lari selama 10 menit setiap hari selama sepekan, atau minimal 50 menit seminggu, cukup untuk menjauhkan tubuh dari risiko stroke.

Melansir laman Huffington Post, para peneliti Mayo Clinic menemukan bahwa semua manfaat terbaik dari berlari, terdapat di 10 menit pertama. Sisanya, tubuh akan kembali ke fungsi reguler, sama seperti sebelum berlari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain stroke, risiko lain yang juga bisa dihindari dengan berlari selama 10 menit setiap hari adalah artritis, diabetes, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi serta menurunkan risiko kanker.

Tapi jika ingin manfaat kesehatan yang lebih besar, para peneliti Mayo Clinic menyarankan untuk mengombinasikan lari dan jalan.

"Berlari selama 10 menit kemudian berjalan bisa menghindarkan tubuh dari bahaya obesitas, penyakit jantung dan diabetes," ujar Vivek Murthy, salah seorang peneliti.

Di sisi lain, dalam penelitian sebelumnya, ilmuwan menemukan bahwa terlalu banyak berlari juga punya sisi buruk bagi kesehatan.

Para peneliti di University Hospital of Ulm di Jerman melakukan studi terhadap 44 pelari ultramarathon selama lomba lari Italia-Norwegia pada 2009, yang berjarak 4500 kilometer.

Setiap 900 kilometer, mereka mengukur perubahan tubuh pelari menggunakan scanner MRI portable, juga mengukur tekanan darah dan melakukan tes urin. Mereka menemukan untuk 2.500 kilometer pertama, fungsi tulang rawan pelari menurun. Tulang rawan berfungsi meredam guncangan antara dua tulang.

Yang luar biasa, mereka juga menemukan bahwa otak seorang pelari menyusut sebanyak 6 persen pada akhir lomba. Latihan memang dianggap bermanfaat bagi otak karena dapat menunda pikun dan mengatasi depresi, namun otak yang menyusut, secara umum tidaklah baik.

Para peneliti Ulm belum yakin mengapa otak menyusut setelah lari dalam jarak yang demikian panjang, selain semata-mata karena kelelahan ekstrem dan asupan makanan yang buruk.

Peneliti mengungkapkan hasil penelitian itu dalam pertemuan tahunan Radiological Society of North America.

Di antara para pelari ultramarathon, daerah otak yang paling banyak menyusut adalah yang terlibat dalam pemrosesan visual. Bisa jadi karena bagian otak itu kurang stimulasi karena hanya melihat jalanan selama 64 hari berturut-turut. Bisa jadi pula hasil mekanisme 'penggandaan' untuk mengalihkan energi berharga ke bagian tubuh yang lebih membutuhkan.

(les)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER