Jakarta, CNN Indonesia -- Sudah sejak lama bahaya merokok didengungkan. Namun angka perokok tak juga menurun. Malahan sekarang ini banyak bermunculan istilah perokok baru, bukan sekadar perokok aktif dan perokok pasif saja.
Dalam perkembangannya bukan cuma dua golongan perokok ini yang ditemui. Seiring dengan kehidupan sosial manusia, kini berkembang istilah
sosial smokers.
Dalam golongan perokok terbaru ini, sang perokok hanya merokok saat sedang bersosialisasi bersama kawan-kawan. Artinya, orang tersebut bukanlah pecandu, namun seorang perokok yang hanya menghisap rokok di waktu-waktu tertentu untuk bersosialisasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mungkin Anda beranggapan kalau tipe perokok seperti ini tidak akan terlalu terganggu kesehatannya dibanding perokok aktif atau pasif. Anggapan ini ternyata salah besar. Faktanya, menurut penelitian yang dimuat dalam journal Stroke, merokok, bahkan untuk sosialisasi, ternyata bisa meningkatkan risiko untuk pendarahan otak.
Mengutip
Time, kondisi ini berlaku untuk laki-laki dan perempuan. Namun risiko ditemukan lebih tinggi pada perempuan. Penelitian ini dilakukan terhadap 65.521 orang di Finlandia yang berusia sekitar 45 tahun.
Penelitian mengungkapkan bahwa laki-laki dan perempuan yang merokok memiliki risiko tiga kali lipat untuk mengalami pendarahan otak. Perempuan yang merokok berisiko 3-5 kali lipat dibanding laki-laki dengan risiko 2,2 kali. Dalam kondisi ini, darah merembes antara permukaan lapisan otak dan jaringan di bawahnya.
Risiko ini juga akan menimpa para
social smokers, khususnya bagi mereka yang mengubah pola merokoknya dari ringan menjadi kecanduan.
Mengapa perempuan punya risiko lebih parah?
Peneliti mengungkapkan bahwa merokok bisa menurunkan level estrogen dan menyebabkan pembengkakan. Penurunan estrogen akan menyebabkan kerusakan otak. Efek lainnya dari merokok juga akan menyebabkan menyempitnya pembuluh darah bahkan sampai pendarahan. Merokok juga menyebabkan perempuan mengalami menopause lebih awal.
(chs)