Libatkan Anak dalam Proses Pembuatan Makanan

Munaya Nasiri | CNN Indonesia
Kamis, 20 Okt 2016 20:57 WIB
Ilustrasi (Picjumbo/Viktor Hanacek)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tidak semua anak makan dengan lahap. Ada kalanya mereka rewel dan hanya memilih makanan tertentu yang disukai saja.

Padahal, setiap kali makan, anak harus mendapat asupan lengkap, dari karbohidrat kompleks, vitamin, mineral, protein sampai lemak.

Demi membentuk kebiasaan pola makan sehat, maka ada baiknya anak dilibatkan dalam proses pembuatan makanan sejak usia dini.

"Pembiasaan itu butuh proses dan tidak bisa instan. Ada baiknya jika sejak usia dini dibiasakan makan makanan sehat, pasti akan lebih terasa dampaknya," ujar Rini Hildayani, psikolog anak, di Jakarta, pada Kamis (20/10).

Rini pun mengutip hasil sebuah penelitian yang membuktikan adanya pengaruh antara kebiasaan anak dengan pola makan sehat.

Studi tersebut membandingkan dua kelompok yang ditugaskan untuk memasak salad dan pasta. Kelompok pertama berisi orang tua dan anak, sedangkan kelompok kedua hanya berisi orang tua saja.

Hasilnya, usai masakan siap, anak yang berada di kelompok satu memakan salad jauh lebih lahap ketimbang anak di kelompok dua.

Menurut Rini, hal tersebut membuktikan bahwa apabila anak dilibatkan dalam proses memasak, maka ia cenderung lebih senang saat memakan masakan buatannya.

"Hubungan anak dengan orang tua pun jadi lebih erat. Emosi si anak akan tumbuh secara positif. Begitu pula dengan sikap dan pengetahuan anak terhadap makanan," jelas Rini.

Lebih jauh lagi, kata Rini, dengan melibatkan anak dalam proses memasak, bisa mengurangi hobi si anak yang kerap jajan makanan di luar rumah.

Ia juga menyarankan agar proses memasak tersebut dapat digunakan orang tua untuk mengedukasi anak soal gizi dan nutrisi.

Selain proses memasak, si anak pun bisa dilibatkan untuk memilih menu makanan.

Rini berujar, "Anaknya bisa ditanya, 'Mau masak apa? Mau makan apa?' Dengan begitu, dia jadi lebih berkomitmen untuk memakan masakannya."

Bahkan, ia menambahkan, hal itu juga berguna untuk pembentukan karakter anak lantaran anak ditugaskan untuk memutuskan sesuatu, "sehingga jika ditanya oleh orang lain, dia tidak akan menjawab dengan 'apa saja' atau 'terserah.'"

Setelah pemilihan menu, anak juga bisa diajak untuk membeli bahan masakan.

"Misalnya, anak-anak sudah masuk usia sekolah, mereka bisa diajak untuk belanja bahannya, kemudian ikut mengaduk atau memotong-motong bahannya," kata Rini.

(vga/vga)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK