Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pariwisata Arief Yahya telah mengatakan kalau toilet merupakan wajah pariwisata suatu negara. Ia menyebut, guna meningkatkan kenyamanan akomodasi, termasuk soal toilet, Kemenpar membuka kerjasama dengan pihak swasta.
“Bisa dibilang, toilet merupakan wajah pariwisata suatu negara. Kalau dari toilet di objek wisatanya saja kotor, tak terurus, bagaimana dengan objek wisata lainnya? Kita tentu saja ingin wisatawan kembali datang dengan rasa nyaman,” ujar Arief dalam jumpa pers Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kepariwisataan ke-IV di Hotel Sultan, Jakarta, pada Selasa (6/12).
Perbaikan akomodasi, ujar Arief, berkaitan dengan peningkatan angka kunjungan wisatawan asing dan turis domestik ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tahun depan, Kemenpar menargetkan angka kunjungan wisatawan mancanegara hingga 15 juta dan kunjungan turis nusantara sebesar 265 juta.
Demi meraih target tersebut, Kemenpar kembali mengadakan sayembara.
Sebelumnya, mereka mengadakan sayembara merancang penginapan (
homestay), kali ini mereka mengadakan sayembara merancang toilet umum.
Kategori rancangan bangunan yang dilombakan ialah toilet pria, toilet wanita, toilet disabilitas,
janitor room dan ruang menyusui untuk kawasan wisata,
homestay, bandara dan pasar.
Selain menarik, rancangan juga harus bertema wisata Indonesia, sehingga dapat menarik perhatian wisatawan, terutama dari mancanegara.
Sayembara dengan total hadiah Rp300 juta ini terbuka untuk umum.
Rancangan yang masuk akan dinilai oleh pihak Asosiasi Toilet Indonesia (ATI), Green Building Council Indonesia (GBCI) serta Expo Clean 2017.
Bagi yang berminat, bisa mendaftar langsung ke situs www.asosiasitoilet-indonesia.org atau www.sayembara.gbcindonesia.org sampai 28 Februari 2017.
Selain jumlah kunjungan wisatawan, peningkatan kualitas toilet umum juga akan berpengaruh terhadap urutan Indonesia dalam daftar World Economic Forum (WEF).
Saat ini, Indonesia berada di posisi ke-116 dari 144 negara, karena persoalan kualitas kesehatan dan kebersihannya.
“Indikator kelemahan pariwisata Indonesia dinilai ada di infrastruktur, kapasitas penerbangan, jadwal penerbangan langsung serta kebersihan dan kesehatan,” Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata, Kementerian Pariwisata Dadang Rizki Ratman.
“Kelemahan ini terus kita perbaiki. Semoga dengan adanya sayembara ini, pariwisata Indonesia semakin memiliki standar dunia,” lanjutnya.
Ketua ATI Naning Adiwoso mengatakan, penyelenggaraan sayembara ini sebagai upaya memberi kesadaran kepada pemerintah daerah dan pengelola destinasi wisata untuk menyediakan fasilitas toilet umum yang layak bagi masyarakat.
”Ini merupakan bagian dari tujuan pembangunan berkelanjutan 2020 (Sustainable Development Goals 2020), yakni menjamin ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi yang berkelanjutan bagi semua orang. Karena itu kami sangat menghargai respon positif dari pemerintah dan industri yang juga memiliki pemikiran sama dan mendukung penuh program kami,” kata Naning.
Hal senada juga disampaikan Direktur Bandara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Yudhi Sari Sitompul.
“Toilet umum bandara yang manusiawi akan memberi kepuasan bagi pengguna bandara, karena mereka dapat menikmati fasilitas umum yang baik dan terawat,” kata Yudhi Sari Sitompul.