Oleh-oleh Bisa Jadi Senjata Promosi Indonesia

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Kamis, 15 Des 2016 07:01 WIB
Indonesia masih harus terus mencari jenis buah tangan yang dapat seutuhnya mencerminkan lokalitas.
Indonesia masih harus terus mencari jenis buah tangan yang dapat seutuhnya mencerminkan lokalitas. (ANTARA FOTO/Herman Dewantoro)
Jakarta, CNN Indonesia -- Oleh-oleh atau buah tangan bukan semata hadiah dan kenang-kenangan dari seseorang yang baru saja kembali dari suatu daerah atau negara. Lebih dari itu, bingkisan tersebut bisa menjadi senjata untuk mendorong promosi lokal.

"Kuliner khas suatu negara memang penting, namun barang yang dibawa seseorang bisa menyebarkan lebih luas. Kalau tidak ada buah tangan, bagaimana mau berbagi pengalaman dari suatu daerah?" kata Vita Datau, ketua tim percepatan kuliner dan belanja Kementerian Pariwisata, saat ditemui CNNIndonesia.com di kawasan Dharmawangsa, Jakarta Selatan, pada Rabu (14/12).

"Jangan lupa, budaya oleh-oleh itu ada di seluruh dunia. Jepang dan Korea Selatan maju karena ada itu," katanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Vita mengatakan, kekayaan kuliner Indonesia dapat menjadi sumber daya potensial, meski sampai saat ini Indonesia belum memiliki kuliner nasional sebagai ciri khas. Beberapa pihak masih meributkan mana pilihan kuliner nasional yang dianggap paling pas mewakili Indonesia: rendang, soto, nasi goreng, sate, atau yang lain?

Butuh Ikon yang Tepat

Pada dasarnya, makanan nasional dapat mendorong promosi pariwisata dan branding Indonesia. Namun faktor kepraktisan membuat peran buah tangan memiliki kemampuan promosi lebih luas dan fleksibel.

"Makanan khusus memang bisa jadi oleh-oleh, namun sekarang yang mesti didukung adalah yang kecil-kecil macam kue. Misalnya, rendang, tidak mungkin dibawa ke kantor dan dibagi-bagi karena susah," kata Vita.

"Selain itu, makanan oleh-oleh yang kecil dapat menceritakan banyak daerah. Pasti kue-kue  punya cerita walau cuma separagraf," lanjut sang presiden Asosiasi Gastronomi Indonesia.

Beragam ajang pencarian oleh-oleh pun telah dilakukan baik dari skala daerah hingga nasional. Menurut Vita, Indonesia masih harus terus mencari jenis buah tangan yang dapat seutuhnya mencerminkan lokalitas, berbeda dibanding di negara lain, dan cocok dikonsumsi oleh publik internasional.

Dengan strategi pemasaran yang tepat, upaya menjadikan Indonesia sebagai pusat perhatian global bukan lagi hal sulit.

"Mesti ada kerja sama dengan berbagai pihak, mulai dari Kementerian Pariwisata, Bekraf, hingga Kementerian UKM," kata Vita. "Namun ikonnya dahulu, bagaimana mau promosi kalau ikonnya saja tidak ada. Promosi mah mudah," lanjut Vita.

Legalitas dan Kreativitas

Harus diakui, upaya mencari oleh-oleh yang dapat jadi ikon Indonesia memang tidak gampang. Menurut chef Rahmat Kusnedi yang juga presiden Indonesia Pastry Alliance ini, ada beberapa syarat yang harus diperhatikan agar oleh-oleh bisa berskala internasional, salah satunya adalah legalitas.

"Karena oleh-oleh akan dibawa ke mana-mana, maka harus dipastikan kesehatannya, halalnya, jadi bukan hanya rasanya saja," katanya, di kesempatan yang sama.

Salah satu bentuk legalitas, yang dimaksud oleh Rahmat, adalah terdaftarnya makanan oleh-oleh di Badan POM serta mengandung informasi komposisi. Hal ini berfungsi bila dibawa melintasi perbatasan wilayah tertentu seperti negara yang mensyaratkan pemeriksaan makanan di antara barang bawaan.

Rahmat juga menyarankan untuk berkreasi dengan sumber daya lokal dan tidak terpaku pada bentuk kemasan konvensional. Menurut Rahmat, bentuk dan kemasan yang dibuat dengan penuh kreativitas akan lebih menarik dan mendorong kekhasan suatu buah tangan.

Sedangkan bagi Trinity, penulis buku The Naked Traveller, promosi adalah menjadi kunci sebuah produk dan ini menjadi perhatian para pelancong. Promosi yang sesuai kondisi produk akan semakin meningkatkan rasa percaya wisatawan terhadap buah tangan tersebut.

"Tulisan di kemasan," ditegaskan Trinity, "harus bisa menggambarkan yang sama dengan rasa produknya, karena itu yang menarik bagi calon pembeli."

(vga/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER