Pakan Bebek, Alternatif Oleh-oleh Lezat Semarang

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Kamis, 15 Des 2016 11:26 WIB
Bekatul adalah pakan ternak, macam bebek. Namun di tangan seorang ibu dari Semarang, bekatul disulap menjadi kue kering bagelen.
Bagelen yang dibuat dari bekatul buatan Ismi jadi pemenang lomba oleh-oleh secara nasional.C(NN Indonesia/Endro Priherdityo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bila berkunjung ke suatu tempat, kebanyakan orang Indonesia akan mencari oleh-oleh atau buah tangan untuk teman atau sanak saudara.

Oleh-oleh dari Semarang, Jawa Tengah, misalnya, identik dengan lumpia atau bandeng presto. Namun kini, kota pesisir ini punya alternatif oleh-oleh baru: bekatul.

Bekatul adalah dedak lunak yang biasanya dijadikan pakan ternak, macam bebek. Namun di tangan Ismi, seorang ibu dari Semarang, bekatul disulap menjadi kue kering bagelen bernama Lentul Bagelen Bekatul.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Atas ide tersebut, dia menjadi pemenang pertama lomba oleh-oleh bertaraf nasional yang diselenggarakan salah satu produsen pangan, mengalahkan lebih dari 3.600 ide lain.

"Bekatul selama ini tidak pernah dipakai orang dan dikenal sebagai pakan bebek dan ayam juga dianggap sebagai limbah. Dan saya ingin limbah ini bisa jadi makanan enak," kata Ismi saat ditemui di kawasan Dharmawangsa Jakarta Selatan, saat ia menerima penghargaan atas kemenangannya, pada Rabu (14/12).

Ismi mengikuti lomba Blue Band Master Oleh-oleh yang diselenggarakan oleh Unilever Food Solution pada September 2016 lalu. Kemudian ia mengirimkan contoh produk—hasil kreativitas bersama timnya—sebagai alternatif oleh-oleh baru dari Semarang.

Bekatul dari Beras Merah Organik

Ismi merasa bahwa semakin dewasa, masyarakat semakin menyadari gaya hidup sehat. Menyadari kondisi tempat tinggalnya yang banyak limbah bekatul, Ismi pun mencoba mengolah bekatul yang dibuat dari beras merah.

Bukan sembarang bekatul yang digunakan Ismi, melainkan bekatul beras merah yang ditanam secara organik. Ia bahkan bekerja sama khusus dengan petani organik untuk mendapatkan bekatul ini.

Bekatul non-organik tidak dipilih Ismi lantaran cara penanamannya yang menggunakan pestisida akan menghasilkan rasa getir atau pahit. Beras merah sendiri dipilih karena dianggap memiliki kandungan antioksidan dan serat tinggi.

Bekatul pada dasarnya adalah bagian terluar dari bulir serealia, baik padi, jagung, gandum, milet atau jelai. Bekatul didapat dari proses penumbukan padi. Proses pemisahan bekatul dari beras atau penyosohan berfungsi memperlama masa simpan beras dan memutihkannya.

Kaya Nutrisi dan Variasi Rasa

Secara kandungan nutrisi, menurut penelitian yang dilakukan oleh Made Astawan dan Andi Early Febrina serta diterbitkan dalam Jurnal Pangan pada 2010, bekatul mengandung nilai gizi yang lebih tinggi dibandingkan bulir beras yang biasa dikonsumsi menjadi nasi.

Made dan Andi juga menyatakan bekatul kaya vitamin B kompleks, vitamin E, antioksidan, dan mineral seperti besi, kalsium, magnesium, fosfor dan seng. Meski bernutrisi tinggi, bekatul mudah tengik begitu diolah menjadi makanan.

Manfaat lain dari penggunaan bekatul dapat dilihat dari penelitian menggunakan tikus dengan kadar kolesterol tinggi yang dilakukan oleh Irfi Wahyuningrum dan Elok Zubaidah dan dipublikasikan dalam Jurnal Pangan dan Agroindustri Universitas Brawijaya, pada  Januari 2016. Dalam penelitian tersebut tikus berkolesterol tinggi yang diberi makan dengan campuran bekatul mengalami penurunan kadar kolesterol dalam darah dalam 28 hari pengujian.

Ismi pun memutuskan untuk menggunakan bekatul beras merah yang biasa digunakan untuk penderita diabetes. Setelah mengayak bekatul, lalu Ismi menyangrainya selama 10 menit. Berikutnya, dilakukan penggilingan hingga halus selama tiga hingga empat jam sampai tepung bekatul tidak lengket.

Kemudian Ismi menggunakan tepung bekatul dan fruktosa atau gula buah dalam membuat bagelen bekatul. Dan setelah uji coba, ternyata percobaan tersebut banyak diminati. Selain itu, faktor bagelen sebagai kue kering juga membuat bekatul punya daya simpan lebih lama.

Bila mengira akan merasakan seperti bau tengik khas pakan ternak, maka bagelen bekatul ini pada dasarnya memiliki rasa manis dan aroma sama dengan bagelen pada umumnya. Namun, bagelen ini memiliki tekstur lebih kasar bila dibandingkan yang menggunakan tepung terigu.

"Alhamdulillah banyak yang suka dan bagus buat yang menderita diabetes dan kolesterol," kata Ismi yang memiliki unit usaha Super Roti & Cake di Bukit Kenanga Sendangmulyo, Semarang.

"Kami juga melakukan pemberdayaan kepada petani penghasil beras organik di Purbalingga. Insya Allah selama Indonesia masih menanam padi, bahan baku ini tetap akan tersedia." kata Ismi.

Ismi mulai menjual bagelen bekatul tersebut sejak Mei lalu dan sudah berada di beberapa pasar ritel dan galeri UMKM di Semarang. Ia pun tengah bereksperimen dengan menciptakan makanan baru dengan rasa lebih modern seperti pizza, bawang putih, cokelat, dan keju, dengan menggunakan bekatul.

Salak Sepet Jadi Kue Manis

Selain bekatul, dalam ajang pencarian ide oleh-oleh alternatif itu juga melahirkan jenis makanan baru yang terbuat dari salak dan kacang. Terdengar biasa, namun kedua bahan tersebut jadi kue yang lezat.

Salak biasanya terkenal dari daerah Yogyakarta atau Bali. Namun, salak Balikpapan kini menjadi harapan baru berkat kreativitas Riswahyuni yang menciptakan cake dari salak Balikpapan.

"Di Balikpapan itu ada ribuan hektare kebun salak, namun beda dengan yang ada di Jawa dan Bali yang terkenal manis, salak Balikpapan itu sepet atau asam," kata Riswahyuni.

Kondisi tersebut menurut Riswahyuni menyebabkan usaha para petani salak yang sudah membuang tenaga, waktu dan biaya saat memanen salak pun percuma karena buah tersebut tidak laku dijual. Banyak salak yang ditanam oleh petani di KM 21 Jalan Poros Balikpapan-Samarinda dibuang percuma.

Riswahyuni kemudian putar otak mengelola salak asam tersebut. Ternyata, dengan resep cake seperti bolu ini dapat meningkatkan nilai salak Balikpapan. Cake salak yang diberi nama Kilo ini memiliki rasa manis dan tekstur khas cake bolu namun dengan sentuhan legit salak. Rasa sepet atau asam salak pun nyaris tidak terasa.

Eksperimen Riswahyuni disukai banyak orang. Bahkan, ia membuat berbagai macam jenis makanan lainnya dari salak Balikpapan yang asam itu. Beberapa makanan lainnya adalah brownies salak, cake lapis salak, pie salak, bapia salak, dodol salak, sambel ulek salak, hingga lumpia salak.

Riswahyuni yang memiliki kios di Perumahan Griya Permata Sari Balikpapan ini pun memenangkan beragam penghargaan berkat salak sepet itu, antara lain Juara 1 Festival Panganan Khas Balikpapan pada 2012 lalu.

"Ternyata cake salak ini mengecoh orang yang tidak suka salak menjadi suka," kata Riswahyuni.

"Saya juga mengajar kelas memasak berbahan salak ini, mulai dari anak-anak hingga [anggota] Dharma Wanita, saya ingin buah lokal ini dikenal dan diketahui bisa menjadi banyak hal."

(vga/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER