Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah laporan menunjukkan bisnis kuliner secara
online (daring) di Indonesia semakin berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini salah satunya disebabkan oleh kebutuhan dan gaya hidup penduduk yang makin tinggi.
Data dari Parama Indonesia, lembaga yang membantu perusahaan
start-up berkembang, menyatakan sektor kuliner Indonesia tumbuh rata-rata tujuh hingga 14 persen per tahun dalam lima tahun terakhir.
Sub sektor minuman, terutama minuman kemasan, memiliki pertumbuhan paling tinggi yakni 14 persen per tahun dan angka tersebut cenderung naik setiap tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Direktur Parama Indonesia Agni Pratama mengatakan meningkatnya bisnis kuliner dipicu karena kebutuhan masyarakat di kota-kota besar.
Selain itu, pola hidup masyarakat yang bekerja hingga malam hari membuat pekerja lebih sering memesan makanan ketimbang makan di rumah. Dan perilaku tersebut didukung oleh perkembangan teknologi dan internet.
"Dari pada pulang kerja kena macet,
mending tunggu di kantor sambil
order makanan," tutur Agni saat ditemui
CNNIndonesia.com dalam acara Foodies Tech Startup Hunt 2016-2017, Selasa (17/1), di Jakarta.
Pola hidup masyarakat tersebut diklaim membuat bisnis kuliner kian menjanjikan. Bisnis katering daring misalnya, mampu meraup keuntungan puluhan juta hingga ratusan juta rupiah.
Data ini serupa dengan yang dimiliki oleh Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf). Deputi Akses Permodalan Bekraf Fadjar Hutomo dalam kesempatan sama menyebut bisnis kuliner memberikan kontribusi terbesar untuk sektor ekonomi kreatif.
Fadjar menjelaskan dari 16 sektor, ada tiga sektor yang menyumbang 30 persen untuk perekonomian kreatif. Tiga sektor itu yakni kuliner, mode, dan kerajinan. Kuliner memberi sumbangsih hingga 34 persen.
"Karena tingkat pendapatan per kapita naik dan tumbuh, jadi peluang gaya hidup akan ikut naik. Kuliner juga akan selalu dicari, bukan makan karena lapar tapi makan karena menjadi gaya hidup," ujar Fadjar.
Untuk mendukung industri kuliner itu, Fadjar menjelaskan pemerintah tengah berupaya membawa label kuliner asal Indonesia untuk dapat dikenal mancanegara.
Menurut dia, hingga saat ini label kuliner Indonesia yang mendunia tak sampai lima jari. Fadjar menyebut diantaranya J.Co dan Baba Rafi, serta Alfamart meski berada diluar sektor kuliner.
Dalam waktu dekat, Fadjar mengatakan Bekraf berjanji akan memberikan bantuan pendaan untuk pelaku kuliner yang ingin melebarkan bisnis hingga ke luar negeri.
(end/ard)