Bagaimana dengan pendukung Indonesia?Sangat baik,
supportif sekali. Kalo aku bagi postingan foto, mereka kirim komen yang baik dan mendukung.
Walau saya kalah di
fast track talent, mereka mendukung, walau saya tahu mereka juga kecewa, tapi mereka tetap dukung dan memberi semangat.
Pendukung paling ramai?Yang paling ramai pendukunganya, Filipina dan Thailand Karena mereka 'gila' pageant.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sempat merasa terintimidasi?Tidak
sih, saat aku pergi ke sana saya memang niatnya untuk belajar sebanyak-banyaknya. Selain tentunya ingin kompetisi untuk Indonesia. Ini kesempatan luar biasa, bisa belajar apa yang baik dari mereka (kontestan lain).
Semua di sana teman, dan saya semangat banget untuk bisa bertemu mereka. Sebelum bertemu, sudah bikin grup WhatsApp,
ngobrol, jadi pas di sana sudah tidak kenal-kenalan lagi, tapi langsung akrab.
Banyak yang berpikiran kalau beauty pageant itu kaya perempuan yang cantik aja. Setujukah?Saya tidak setuju, yang namanya cantik itu relatif, dan tidak ada tolak ukur untuk kecantikan. Di
pageant itu yang dilihat adalah
attitude, woman of grace. Mencari perempuan yang bisa menempatkan diri, menginspirasi dari kata dan tindakan.
Buat saya yang paling penting adalah
attitude, karena penampilan dan keahlian itu bisa dipelajari. Yang penting adalah
value perempuan itu sendiri, yang menghargai diri sendiri dan orang lain. Itu yang saya pelajari.
Jadi Miss Indonesia adalah cita-cita masa kecil?Tidak pernah bayangkan sebelumnya, tapi saya senang menonton
top model sama ajang kontes kecantikan. Pernah sampaikan sama mama,"Seru juga keliatannya ya Ma." Karena kelihatannya mereka semua cantik, pakai baju seperti putri, dan belajar banyak hal. Seperti cita-cita terpendam, waktu di kampus ada audisi Miss Indonesia aku langsung daftar.
Kalau sudah tidak menjabat, apa yang paling dikangenin?Kangen semuanya. Kangen masa-masa di mana kami bersama-sama berjuang untuk Indonesia.
Karena aku berusaha mengatur waktu dan
invest waktu untuk semuanya. Saat itu kuliah, lalu menjabat, skripsi, lulus, dan juga karantina ke Miss World.
Saya sudah lulus tahun lalu, tapi tidak bisa ikut wisuda karena sedang karantina. Sedih
sih, tapi akhirnya foto sendiri pakai toga. Setidaknya punya foto wisuda (tertawa).
(chs)