Jakarta, CNN Indonesia -- Wanita hamil telah diperingatkan untuk tidak menggunakan hair spray. Ada bukti baru yang menganggap ada kaitannya antara bahan kimia yang terkandung di dalam hair spray dan bertambahnya jumlah bayi laki-laki yang cacat lahir.
Banyak dokter anak pun kerap menyebutkan jika penggunakan hair spray dan shampoo pewarna rambut dapat menambah resiko keabnormalan pada alat kelamin bayi laki-laki.
Peringatan akan bahaya ini datang setelah sebuah penelitian menunjukkan para ibu hamil yang menggunakan kosmetik rambut memiliki kemungkinan yang lebih tinggi melahirkan bayi laki-laki dengan kondisi yang biasa disebut hipospadia ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Teori menyebutkan jika bahan kimia yang ada di produk kosmetik rambut mengganggu hormon pria dan mengganggu perkembangan alat kelamin pria di tiga bulan pertama masa kehamilan.
“Ini adalah penelitian pertama yang mendemonstrasikan hubungan antara paparan kehamilan di masa awal dengan dua produk kosmetik rambut dan insiden hipospadia bayi laki-laki,” ujar para peneliti dimana penelitiannya dipublikasikan di International Journal Of Enviromental Research And Public Health.
Itu sebabnya wanita hamil pun disarankan untuk berhati-hati dan membatasi penggunakan kosmetik rambut.
Efek hipospadia ini ada dalam 1 di antara 250 pria, kerap jadi pengganggu hubungan saat berpasangan dan menyebabkan trauma fisik dan emosi seumur hidup.
Bagian yang terkena dampaknya adalah lubang saluran urine yang disebut meatus muncul di bagian bawah alat kelamin. Padahal, seharusnya di ujung alat kelamin.
Kondisi ini juga dikaitkan dengan testis yang tidak turun dan masalah kesuburan.
Ada sekitar 1500 operasi untuk mengkoreksi hipospadia setiap tahunnya. Para ahli mengungkapkan jika insiden ini kian bertambah dan angka pertambahan selalu berganda dalam tiap generasi.
Grup dokter yang menjalankan penelitian ini menyebutkan paparan bahan kimia yang mengganggu endokrin dalam janin dapat memberi pengaruh buruk pada perkembangan alat kelamin selama masa awal kehamilan.
Penelitian di Rumah Sakit Universitas Amiens di Perancis melibatkan perbandingan penggunaan kosmetik rambut, bahan kimia dan pestisida pada 250 wanita yang telah melahirkan bayi laki-laki dengan dan tanpa hipospadia.
Tidak ditemukan asosiasi antara hipospadia dan penggunaan kimia seperti cat, cairan pelarut, bensin, tinta, lem dan produk rumah tangga lainnya. Tetapi, penggunaan kosmetik rambut ditemukan menambah resiko 80 persen lebih tinggi.
Pendukung dari teori ini datang dari penelitian sebelumnya dimana secara signifikan ada hubungannya antara ibu hamil dengan hairspray dan resiko hipospadia. Penelitian lain juga menemukan penambahan resiko bayi lahir dengan hipospadia pada penata rambut wanita.
Paul Anderson, konsultan urologis dengan spesialisasi pada operasi rekonstruksi genito-urethral, mengatakan jika penyebab kondisi tidak diketahui tetapi hormon jelas terlibat dan teori dalam penelitian ini sangatlah masuk akal.
“Di tahap awal kehamilan, urethra datar tetapi pada titik yang krusial dalam perkembangannya, itu menjadi saluran. Jika campuran hormon di rahim tidak benar, perkembangan bisa saja tidak terjadi atau menjadi tidak normal.”
(sys)