berbagai makanan dunia. Hampir semua kuliner mancanegara bisa didapatkan di berbagai restoran di Indonesia, khususnya Jakarta.
Kawasan Senopati misalnya. Area tersebut menjadi pusat restoran Korea Selatan dengan berbagai menu autentik Negeri Ginseng tersebut. Kawasan ini bahkan disebut-sebut sebagai Korea Town-nya Jakarta.
Sedangkan berbagai makanan khas China bisa dengan mudah didapatkan di kawasan Kota.
Namun kreasi makanan mancanegara bukan hanya dilihat dari menu yang dijual. Seolah ingin memberikan sensasi lain saat menyantap makanan mancanegara, tak jarang chef-chef asli dari negaranya langsung diterbangkan ke Indonesia.
Mendatangkan chef asli dari negara asalnya kerap dilakukan oleh restoran di hotel-hotel berbintang di Jakarta untuk memberikan pengalaman nyata seperti bersantap di negara asalnya.
Orient8, sebuah restoran Perancis di Hotel Mulia Senayan, Jakarta menggandeng chef Lamellot Florian untuk menghadirkan kreasi makanan Perancis mewahnya.
Dalam Gout de France di Orient8, Florian menghadirkan six couse meal yang terdiri dari Emette de crabe, mousse d'oursin, caviar d'aquitaine. Selain itu dia juga menghadirkan tournedos de homard breton, printaniere de petits pois and emulsion de crustaces, confit de saumon fume maison, fricassee ede poireaux and bouillon de poudes en pesillade.
Sebagai makanan utamanya, Florian membuat mille feuille de boeuf 'wellington' bouchon de pommes de terre en sauce vin rouge bordelaise.
Sajian ini tergolong istimewa karena biasanya beef wellington disajikan untuk makanan ala Inggris. Namun beef wellington ini dibuat ala Perancis.
Perbedaan utamanya terletak pada penambahan foie gras dalam dagingnya. Biasanya wellington Inggris hanya ditambah dengan pate (foie gras) yang dioles ke fille mignon utuh.
Sedangkan kreasi Florian lebih bergaya kekinian. Dagingnya dibuat tiga lapis dengan daging yang berselang-seling. Daging ini dilapis dengan irisan foie gras sebanyak tiga tumpuk.
"Daging steaknya di sear di pan terlebih dulu, kemudian dilapis dengan foie gras dan diberi lapisan bayam cincang. Dagingnya lalu dibungkus dengan lapisan pastry dan dipanggang," kata Florian.
"Wellington ini dipanggang dengan suhu 55 derajat celius untuk menghasilkan daging yang medium rare. Kalau ingin yang rare sekitar 50 derajat celcius, dan well done di suhu 60 derajat celcius."
Beef Wellington asal Perancis ini juga disajikan bersama dengan saus vin rouge bordelaise.
"Saus ini dibuat dari 'jus' daging yang disear lalu ditambahkan dengan wine dan bahan lainnya. Proses pembuatan sausnya bisa berjam-jam untuk menghasilkan rasa yang kaya."
Selain makanan utama, Perancis dikenal juga dengan makanan penutupnya yang istimewa. Usai menyantap wellington, tarte aux pommes des soeurs tatin. Makanan penutup ini disebut juga sebagai caramelized apple tarte and tahitian vanilla beans ice cream.
Sekilas ini mirip dengan pie apel yang dimasak dalam saus karamel. Namun bedanya, apel ini tak disajikan bersama kulit pie, melainkan base biskuit renyah rasa vanila yang cenderung tak terlalu manis. Ini dilakukan untuk menyeimbangkan rasa manis dari karamel dalam apel. Antonio Facchinetti, seorang chef ahli masakan Italia hadir di Sapori Deli, Fairmont Jakarta.
Dalam pengalaman bersantap ala Italia ini, Facchinetti akan menghadirkan berbagai sajian ala Tuscany dengan 4-5 course menu istimewa. Beberapa di antaranya adalah Bigoli con Baccala, Tortelli di patate, Torta di mele, sampai acquacotta (sup ikan pedas ala Tuscany).
Salah satu sajian yang terasa paling nikmat adalah tortelli di patate. Sajian ini merupakan kombinasi antara pasta tortelli yang diisi dengan patate atau kentang.
Tortelli sendiri memiliki bentuk yang mirip dengan raviolli karena memiliki isian di dalamnya. Kunci kenikmatan tortelli ini terletak pada isian kentangnya.
Patate atau kentangnya sendiri disajikan dalam bentuk mirip mash potato dengan rasa yang creamy, lembut, dan gurih. Gurihnya kentang dengan tambahan saus tomat sederhana dan keju di atasnya membuat tortelli bisa menyerap rasa sausnya dengan sempurna.
"Semua pasta lebih enak dimasak dengan cara yang sederhana, yaitu dengan tambahan saus tomat asli," kata Facchinetti kepada CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.
"Aslinya, pasta Italia hanya dibuat dengan saus tomat, bawang putih, dan olive oil. Saus tomat ini yang memegang kunci kenikmatan hidangannya, tapi harus dijaga kesegaran dan rasa tomat aslinya agar tidak terlalu asam. Tomat yang terlalu asam akan merusak rasa."
Selain itu, Facchinetti juga mengungkapkan bahwa kenikmatan pasta juga ditentukan dari proses pembuatannya. Fresh pasta akan menghasilkan rasa yang nikmat dibanding rasa pasta 'kering.'
"Meski butuh waktu lama, tapi membuat pasta
homemade yang dibuat dan digiling langsung dengan tangan akan menghasilkan makanan yang enak." Kuliner Jepang bukanlah hal baru untuk lidah Indonesia. Namun untuk menghadirkan cita rasa autentiknya, Nishimura di Shangri-La Jakarta menghadirkan chef Katsuki Toshihisa sebagai chef tamu dari Jepang.
Katsuki sendiri sudah menekuni kuliner Jepang selama 38 tahun.
Namun restoran ini juga digawangi oleh executive chef Hideki Chomei.
Berbagai menu khas Jepang yang disajikan di restoran ini antara lain beragam jenis Bento, sashimi, sushi, sampai aneka teppanyaki.
Salah satu sajian spesial yang disajikan adalah sushi. Anda mungkin berpikir tak ada yang istimewa dengan sushi ini, namun lihat dulu ukurannya.
Untuk menghadirkan sushi asli Jepang, Katsuki membuat sushi dalam ukuran yang lebih kecil dibanding sushi lain di Jakarta.
"Ukuran asli sushi di Jepang memang kecil sekali, karena harus dimakan dalam satu gigitan," kata Katsuki.
Sushi asli Jepang, khususnya Nigiri hanya mengandung sekitar 10 gram nasi saja. Sushi ini kemudian ditambahkan wasabi dan juga irisan ikan tipis di atasnya.
"Ikan yang dipakai juga haruslah ikan yang benar-benar segar. Kalau tuna berarti harus tuna yang masih banyak minyak alami dan warnanya masih pink."